Karakteristik Pembangunan
Berdasarkan beragamnya pengertian
pembangunan di atas, maka karakteristik pembangunan dapat dilihat dari
perkembangan paradigma pembangunan yang berlangsung dari waktu ke waktu.
Berikut ini merupakan paradigma yang aktivitas pembangunannya didasarkan pada
tiga karakterstik, yaitu integral, universal, dan partisipasi total
(patriotproklamasi.blogspot.com).
Karakteristik pembangunan integral
mengandung arti bahwa program pembangunan disatu sektor tidak bisa dipisahkan dengan
pembangunan disektor lain. Pembangunan ekonomi misalnya, tidak terlepas dari
pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, pembangunan politik yang adil
dan jujur serta bersih dari penyimpangan, pembangunan hukum yang berkeadilan,
pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertumpu pada kekuatan sendiri,
serta pembangunan sosial budaya yang berakhlak. Dalam Paradigma ini,
karakteristik pembangunan yang bersifat integral akan meniadakan ketimpangan
pembangunan antara ekonomi fisik yang dominan (mercusuaris) dengan
pembangunan sumber daya manusia, ilmu pengetahun dan teknologi, kemandirian,
serta sosial budaya.
Karakteristik pembangunan universal
memberikan pengertian bahwa aset-aset pembangunan haruslah dipergunakan untuk
kepentingan lintas generasi, lintas teritorial, dan bahkan lintas kehidupan
(dunia akhirat). Lintas generasi berarti harus berkelanjutan (sustainable),
jangan sampai pembangunan sekarang menyebabkan terpuruknya generasi-generasi
yang akan datang. Mungkin pembangunan telah mengabaikan hal ini,
pembangunan-pembangunan fisik yang gegap gempita di masa lalu membuat generasi
sekarang menderita lantaran pembiayaannya melalui utang. Lintas teritorial
maksudnya adalah bahwa pembangunan disuatu tempat tidak menyebabkan tempat lain
terlantar atau bahkan terkena dampak negatifnya. Dalam paradigma ini, terdapat
pula visi pemerataan pembangunan dan pembangunan yang ramah lingkungan.
Sedangkan lintas kehidupan bermakna menginspirasikan pelaku-pelaku pembangunan
supaya berbuat sambil membangun pula akhirat yang lebih baik, aktivitas dalam
hal ini merupakan ekspresi relijius.
Karakteristik pembangunan
partisipasi total adalah bahwa pembangunan harus dilakukan oleh seluruh aktor
pembangunan sesuai perannya. Untuk itu, diperlukan pemberdayaan masyarakat agar
mereka setara sebagai mitra pemerintah dalam merumuskan kepentingan
bersama. Kesetaraan ini tidak hanya dari segi kedudukannya tetapi juga
kualitasnya, sehingga diperlukan pendidikan politik.
Ciri-ciri
Pembangunan
Pada dasarnya, ciri-ciri pembangunan
itu dapat dilihat dari pengertian pembangunan itu sendiri. Ciri-ciri
pembangunan yang dikemukakan disini adalah berdasarkan tujuh ide pokok yang
muncul dari definisi pembangunan yang diberikan oleh Sondang P. Siagian (2008),
yaitu:
- Pembangunan merupakan suatu proses. Berarti
pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang berlangsung secara
berkelanjutan dan terdiri dari tahap-tahap yang disatu pihak independen
akan tetapi dipihak lain merupakan “bagian” dari sesuatu yang bersifat
tanpa akhir (never ending). Banyak cara yang dapat digunakan untuk
menentukan pentahapan tersebut, seperti berdasarkan jangka waktu, biaya,
atau hasil tertentu yang diharapkan akan diperoleh.
- Pembangunan merupakan upaya yang secara sadar
ditetapkan sebagai sesuatu untuk dilaksanakan. Dengan perkataan lain, jika
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara terdapat kegiatan
yang kelihatannya seperti pembangunan, akan tetapi tidak ditetapkan secara
sadar dan hanya terjadi secara sporadis atau insidental, maka kegiatan
tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai pembangunan.
- Pembangunan dilakukan secara terencana, baik
dalam arti jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Seperti
dimaklumi, merencanakan berarti mengambil keputusan sekarang tentang
hal-hal yang akan dilakukan pada jangka waktu tertentu di masa depan.
- Rencana pembangunan mengandung makna pertumbuhan
dan perubahan. Pertumbuhan dimaksudkan sebagai peningkatan kemampuan suatu
negara bangsa untuk berkembang dan tidak sekedar mampu mempertahankan kemerdekaan,
kedaulatan, dan eksistensinya. Perubahan mengandung makna bahwa suatu
negara bangsa harus bersikap antisipatif dan proaktif dalam menghadapi
tuntutan situasi yang berbeda dari jangka waktu tertentu ke jangka waktu
yang lain, terlepas apakah situasi yang berbeda itu dapat diprediksikan
sebelumnya atau tidak. Dengan perkatan lain, suatu negara bangsa yang
sedang membangun tidak akan puas jika hanya mampu mempertahankan status
quo yang ada.
- Pembangunan mengarah pada moderntias. Modernitas
di sini diartikan antara lain sebagai cara hidup yang baru dan lebih baik
daripada sebelumnya, cara berpikir yang rasional dan sistem budaya yang
kuat tetapi fleksibel.
- Modernitas yang ingin dicapai melalui berbagai
kegiatan pembangunan perdefinisi bersifat multidimensional, artinya
modernitas tersebut mencakup seluruh segi kehidupan berbangsa dan
bernegara yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, serta
pertahan dan keamanan.
- Semua hal yang telah disinggung di atas ditujukan
kepada usaha pembinaan bangsa, sehingga negara bangsa yang bersangkutan
semakin kokoh fondasinya dan semakin mantap keberadaannya.
Tujuan
Pembangunan
Tujuan pembangunan di negara manapun
tentunya untuk kebaikan masyarakatnya dan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Menurut Siagian dalam Nawawi (2009), pada umumnya komponen yang
dicita-citakan dalam keberhasilan pembangunan adalah bersifat relatif dan sukar
membayangkan tercapainya “titik jenuh yang absolut”, dan yang sudah
tercapai tidak mungkin ditingkatkan lagi, seperti: keadilan sosial; kemakmuran
yang merata; perlakuan yang sama dimata hukum; kesejahteraan material, mental,
dan spiritual; kebahagian untuk semua; ketentraman; serta keamanan. Untuk
mencapai tujuan ini, maka masyarakat harus lebih berpartisipasi dalam kegiatan
pembangunan yang meliputi keterlibatan aktif, keterlibatan dalam memikul beban
dan tanggung jawab, serta keterlibatan dalam memetik hasil dan manfaat
(Tjokroamidjojo dalam Nawawi, 2009).
Menurut Zulkarimen Nasution (2004),
yang menjadi tujuan umum (goals) pembangunan adalah proyeksi terjauh
dari harapan-harapan dan ide-ide manusia, komponen-komponen dari yang terbaik
yang mungkin, atau masyarakat ideal yang terbaik yang dapat dibayangkan. Tujuan
khusus (objectives) pembangunan adalah tujuan jangka pendek, biasanya
yang dipilih sebagai tingkat pencapaian sasaran dari suatu program tertentu.
Sedangkan target pembangunan adalah tujuan-tujuan yang dirumuskan secara
konkret, dipertimbangkan rasional dan dapat direalisasikan sebatas teknologi
dan sumber-sumber yang tersedia, yang ditegakkan sebagai aspirasi suatu situasi
yang ada dengan tujuan akhir pembangunan.
Visi dan Misi
Pembangunan
Agar program-progam pembangunan dapat berjalan dengan baik sebagaimana yang
telah dituangkan dalam prioritas pembangunan, maka visi dan
misi pembangunan haruslah selaras dengan tujuan pembangunan, sehingga dapat
menumbuhkan komitmen pelaksana pembangunan untuk mewujudkan visi menjadi
kenyataan dalam proses kreatif dan intuitif. Visi
adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan. Sedangkan misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
Agar dapat menentukan visi
pembangunan dengan jelas, maka haruslah dapat menjawab pertanyaan ”dalam
pembangunan apa kita sekarang berada?”. Langkah-langkah yang diperlukan untuk
menjawab pertanyaan itu adalah:
- Menganalisis skala, lingkup, ukuran, bauran hasil
pembangunan, dan aktivitas pembangunan saat ini;
- Memandang ke depan dengan cara membandingkan
celah antara apa yang sesungguhnya dicapai dengan apa yang ingin dicapai;
- Celah tersebut digunakan oleh pelaksana
pembangunan untuk menentukan arah dan pola organisasi di masa depan.
Visi yang hendak dicapai memerlukan
penjabaran kegiatan yang selaras dengan visi tersebut. Menurut Suprayitno dalam
Nawawi (2009), penjabaran dari kegiatan inilah yang disebut dengan misi. Untuk
menyatakan misi tersebut, maka harus memuat antara lain:
- Menentukan apa yang dicita-citakan organisasi;
- Membedakan organisasi dengan organisasi lain;
- Menjadikan kerangka untuk evaluasi aktivitas kini
dan yang akan datang;
- Menjamin kebulatan maksud dalam organisasi;
- Menyediakan basis untuk memotivasi sumber-sumber
organisasi;
- Meyediakan standar untuk mengalokasikan
sumber-sumber organisasi;
- Menentukan sifat dan iklim bisnis yang
diinginkan;
- Menyediakan titik fokal untuk mengidentifikasikan
tujuan dan arah organisasi;
- Memungkinkan penerjemahan maksud organisasi ke
da;am tujuan-tujuan yang cocok;
- Memungkinkan penerjemahan tujuan ke dalam
strategi dan aktivitas yang spesifik lainnya.
Model-model
Pembangunan
Menurut Nawawi (2009), berdasarkan
paradigma pembangunan yang berkembang (intergrating Development Paradigma)
pada empat dasawarsa pertama sejak awal 1950-an hingga sekarang, sedikitnya
terdapat lima model-model pembangunan, yaitu: model saling hubungan, model
pertumbuhan, model pemerataan, model pembangunan manusia, dan model peningkatan
daya saing.
Model saling hubungan adalah model
pembangunan yang mempunyai relevansi antara paradigma administrasi publik
dengan paradigma pembangunan sosial ekonomi politik. Dalam model ini, tercatat
perkembangan model-model pembangunan lainnya yang mempengaruhi proses
pembangunan di negara-negara berkembang dan terbagi ke dalam tiga model, yaitu:
(1) Model pertumbuhan Gross Nasional Produk (GNP); (2) Model pemerataan dan
pemenuhan kebutuhan pokok; (3) Model pembangunan kualitas manusia.
Model pertumbuhan merupakan suatu
model pembangunan yang sesuai dengan paradigma pertumbuhan yang melandasi
strategi pembangunan yang berorientasi pada peningkatan pertumbuhan Gross
Nasional Produk (GNP). Model ini beranggapan bahwa hal tersebut dapat dicapai
dengan menempuh industrialisasi dan penanaman modal secara “big push”
dengan semangat modernisasi dan superioritas. Untuk itu, maka peranan yang
dilakukan adalah melakukan perencanaan dan langkah-langkah kebijakan guna
petumbuhan ekonomi yang diinginkan yang mempunyai sasaran pada adanya perubahan
sosiokultural dan institusional, sehingga masyarakat memiliki orientasi dan
sifat-sifat “achievernent, universalism, dan fungtional specificity.
Model pemerataan dipandang sebagai
pemerataan dalam berbagai aspek sosial, lingkungan, dan kelembagaan. Model ini
berawal pada pengembangan delivery service system yang berhubungan
langsung dengan kelompok sasaran pada organisasi lokal dan sektoral.
Pemberantasan pengangguran dan ketidakmerataan merupakan tujuan eksplisit pembangunan
dalam model ini. Hal tersebut disebabkan karena mekanisme pasar terganjal oleh
ketimpangan dalam pembagian pendapatan. Pembangunan yang berorientasi pada
pemerataan dan pemenuhan kebutuhan pokok, termasuk kesempatan kerja dan
berusaha, air bersih dan perumahan, dipandang sebagai strategi yang lebih baik,
yang nantinya akan berdampak pada kemandirian dan keadilan sosial.
Model pembangunan manusia didasari
pada paradigma manusia yang menekankan kegiatan dengan penuh tanggungjawab
untuk membangkitkan kesadaran dan kemampuan insani (Harmon dan Mayer dalam
Nawawi, 2009) dan peningkatan sumber daya manusia, baik secara individual
maupun kolektif (UNDP dalam Nawawi, 2009). Korten sendiri menyebutkan jenis
manajemen dan administrasi yang cocok dalam rangka pelaksanaan model
pembangunan kualitas manusia ini sebagai community based resource management.
Model peningkatan daya saing
merupakan model pembangunan yang dilakukan melalui transformasi teknologi,
peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan sistem informasi,
modernisasi manajemen usaha, serta pembaruan kelembagaan, reinventing
goverment, banishing bureauracy, deregulasi dan debirokrasi, perkembangan
ek-commece, e-goverment dan lain sebagainya, yang secara keseluruhan
mengacu pada peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan yang didukung oleh
kemampuan dan keterampilan profesional, interaksi budaya, dan kegiatan bisnis
antar bangsa.
Konsep
Pembangunan yang Ideal
Pembangunan sangat diperlukan untuk
menciptakan suatu masyarakat yang lebih baik dan maju sesuai tuntutan jaman.
Pada dasarnya, pembangunan yang diharapkan adalah pembangunan yang berdampak
positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, menurunkan kemiskinan,
mengurangi pengangguran, dan berkeadilan sosial.
Keberhasilan penyelenggaraan
pembangunan dalam semua segi kehidupan dan penghidupan bangsa menuntut komitmen
seluruh komponen masyarakat. Idealnya, berdasarkan strategi dan rencana
pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah, semua warga masyarakat turut
menjadi “pemain” dan tidak ada yang sekedar menjadi “penonton”. Memang benar
bahwa jenis, intensitas, dan ekstensitas keterlibatan berbagai pihak
berbeda-beda karena pengetahuan, keterampilan, pemikiran intelektual, waktu,
tenaga, dan kesempatan yang dimiliki juga beraneka ragam. Meskipun
penyelenggaraan kegiatan pembangunan tidak menggunakan pendekatan “elitist”,
namun kelompok elit dalam masyarakat harus memberikan kontribusi yang lebih
substansial dibandingkan dengan warga masyarakat yang lain (Siagian, 2008).
Faktor Penghambat
Pembangunan
Pembangunan merupakan proses
perubahan secara sengaja untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan banyak dipengaruhi oleh kondisi fisik dan nonfisik dari
suatu masyarakat, sehingga akselerasi (percepatan) pembangunan disetiap negara
tidak sama. Menurut Tjokroamidjojo dalam Nawawi (2009), Faktor yang
mempengaruhi pembangunan dan mempunyai relevansi dengan kondisi masyarakat
antara lain:
- Masyarakat yang masih tradisional;
- Masyarakat yang bersifat peralihan;
- Masyarakat maju (modern).
Menurut Didin S. Damanhuri (2010),
berdasarkan problema empiris ekonomi politik dan pembangunan di negara-negara
sedang berkembang, faktor-faktor yang menjadi tantangan, masalah, dan hambatan
dalam menjalankan agenda pembangunan yang dapat dijadikan peluang atau
ancamannya adalah:
- Globalisasi;
- Kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan;
- Industrialisasi, pertanian, dan informalisasi
ekonomi;
- Korupsi, kebocoran, dan inefisiensi;
- Utang luar negeri;
- Lingkungan (ekologi);
- Birokrasi.
2. BIDANG EKONOMI
Perekonomian
dunia terbagi atas sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi terpusat pada negara,
dan sistem ekonomi campuran. Dimana sistem ekonomi liberal berlaku di
negara-negara kapitalis. Sistem ekonomi terpusat pada negara berlaku di
negara-negara komunis. Dan sistem ekonomi campuran berlaku di negara-negara
yang baru merdeka.
Sistem
ekonomi kapitalis diterapkan di Eropa Barat dan Amerika Serikat mempraktekkan
konsep negara sejahtera (welfare state) sehingga menyediakan dana sosial yang
besar untuk mensubsidi kesehatan, pendidikan, pensiunan, dan dana sosial
lainnya bagi masyarakat.
1. Latar
belakang
a. Periodelisasi Orde Lama Dilatar belakangi Perang Dunia
Ke II
( Sebab Managemen Pembangunan Era 1945-1949 )
(Input)
• Manusia
• Marketing
• Alat
• Uang
( Proses )
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Pengaktipan
• Pengawasan
(Output)
• Dokumenta
Dalam
segi proses ada 2 macam yang berhasil
Ø Perencanaan
dan
Ø Pengorganisasian
Dalam
segi proses ada 2 macam yang belum berjalan
Ø Pengaktifan
dan
Ø Pengawasan
2. Isi
b. Menjelaskan istilah dan konsep yang
ditulis
Setelah
bangsa Indonesia memproklamirkan diri sebagai Negara yang merdeka pada tanggal
17 Agustus 1945 , bangsa Indonesia memasuki babak baru, yaitu perjuangan
mewujudkan cita-cita dan tujuan Indonesia merdeka melalui pembangunan.
(Input) terdiri dari antaralain sebagai
berikut :
ü Manusia
(SDM)
Paska
Indonesia memproklamasikan diri sebagai Negara merdeka dan berdaulat,masyakat
masih trouma atas penjajahan bangsa eropa ketanah pertiwi. Masyarakat belum ada
perubahan untuk bangsa Indonesia, tujuan Indonesia merdeka melalui pembangunan.
Pembangun
harus diimbangi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bagus, sehingga
pembangunan tepat sasaran dan efektip, sehingga tercapainya masyarakat
sejahtera.
ü Marketing
Jalanya marketing paska proklamasi yang mana
bertujuan untuk melakukan pembangunan, belum maksimal secara sepenuhnya dan
belum efesien yang dilakukan untuk mebangun bangsa Indonesia.
ü Alat
Alat
yang dilakukan untuk membangun pembangunan di Indonesia ini, masih bersifat
sederhana dan belum ada alat yang canggih untuk membangun pembangunan Indonesia
pada saat paska- proklamasi
ü Uang
Blockade
yang dilakukan oleh angkatan laut belanda, sejak akhir 1945sangat
menyesengsarakan rakyat Indonesia.
Produksi
dan distribusi bahan pangan sangat terganggu, banyak sarana pisik yang hancur
akibat peperangan dan pemerintahan Indonesia dihadapkan dengan masalah inflasi
dan defisit anggaran.
ü Proses
Ada dua hal yang berjalan pada era
periodelisasi1945-1949 antalain :
Ø Perancanaan dalam pembangun pada periodelisasi 1945
a) Kolektivitas
dalam penyelenggaraan Negara dan pembangunan, meningkatkan kemampuan individu
dan masyarakat dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan termasuk dalam
bidang ekonomi dan semangat koperasi.
b) Stratergi
pembangunan pembebasan dari penjajahan, kemiskinan, dan keterbelakangan
politik. Ekonomi dan sosial.
c) Kebijakan
dan program pembangunan dikembangkan dan dilaksanakan oleh kabinet yang
mencakup sector dan bidang.
Ø Pengorganisasian
Menurut
33 UUD 1945 yaitu :
a. Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama atas dasar kekeluargaan
b. Cabang-cabang
yang penting yang penting bagi Negara dan menyangkut hajat orang banyak
dikuasai oleh orang banyak.
c. Bumi,
air, dan kekayaan alam yang terkadung didalamnya, dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Ada Dua Hal Yang Tidak Berjalan Dalam
Proses Ini Antaralain :
o Pengawasan
Karena,
dalam pengawasan belum bisa diterapakan ?sebab yang mana kita ketahui bahwa
pengorganisasian dan perancanaan yang sudah digagas oleh pemerintah indonesia
yang sudah bagus ini , masih belum ada bagian yang bersumber untuk mengawasi
dua unsur ini. Akibatnya belum efektip dan maksimal berjalannya suatu cita-cita
bangsa melalui pembangunan.
o Pengaktipan.
Pengorganisasian
dan perencana yang digagas oleh pemikir bangsa ini, belum dijalankan dengan
semestinya, karena. Dalam proses ini masih belum kepekaan terhadap dua unsur
ini . sehingga berjalan ditempat saja , tidak ada arah paska proklamasi.
o Output
Dokumen
Perencanaan Pembangunan Nasional Pertma
Pada
masa kabinet sjahrir III dibentuk panitia pemikir siasat ekonomi.
Dasar-dasar pokok dari pada plan
mengatur ekonomi Indonesia. Program pembangunan dengan tujuan untuk memperbesar
dan menyebarkan kemakmuran rakyat secara merata dengan cara :
a. Mengintensipkan
usaha produk;
b. Memajukan
pertukaran internasional;
c. Mencapai
stadar hidup yang lebih tinggi; dan
d. Mempertinggi
derajat kecakapan dan kecerdasan rakyat.
Langkah kebijakan yang ditempuh
mencakup :
a. Peningkatan
sektor perdagangan, inpor dibatasi pada barang-barang yang penting seperti
bahan pakaian, bahan baku untuk industry, alat transport. Mendorong ekspor
hasil-hasil perkebunan, hutan, dan tambang.
b. Pembangunan
dan rehabilitasi prasarana perhubungan seperti jalan, kereta api, pelabuhan,
irigasi dan bendungan, tenaga listrik, dan rencana pembangunan berbagai
industrri tingkat pertama.
c. Upaya
penyebaran penduduk dengan cara memindahkan sekitar 20 juta penduduk jawa ke
sumatera selama 10 sampai 15 tahun. Dengan demikian, diharapkan kemakmuran di
jawa berkembang dan terbuka kemakmuran baru di sumatera. Dasar politik ekonomi
pemerintah adalah pasal 33 UUD 1945, karena semua perusahaan vital harus dikuasai
oleh Negara. Perusahaan itu adalah perusahaan listrik dan air, perusahaan
kereta api dan tream, pos dan telekomunikasi serta bank sirkulasi. Di antara
proyek-proyek yang mendapat perhatian panitia pemikir, adalah Proyek Jatiluhur,
Proyek Asahan, Proyek Kali Brantas dan pengerukan sungai..
1. Pendahuluan
A. Untuk periodelisasi orde lama dilatar
belakangi oleh perang dunia kedua
Dengan
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan pemberlakuan UUD 1945 pada 18
Agustus 1945, bangsa Indonesia memasuki babak baru, yaitu: perjuangan
mewujudkan cita-cita dan tujuan Indonesia mewujudkan kemerdekaan melalui
pembangunan. Perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan
kemerdekaan yang luhur tidak dapat segera dimulai. Disebabkan pemerintah
colonial Hindia-Belanda yang terusir dari bumi pertiwi akibat kalah perang
dengan balatentara Jepang (1942) tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan bangsa Indonesia
pascaproklamasi kemerdekaan 1945 lebih dititik beratkan pada antara alain :
• Mempertahankan kemerdekaan
• Menjaga kestabilan politik dalam
negri
• Perbedaan paham diantara partai
politik dalam pengelola pemerintahan
• Mengatasi kesulitan dibidang ekonomi
dan sosial
• Banyak prasarana fisik hancur akibat
peperangan
• Pemerintahan dihadapkan pada masalah
inflasi dan defisit anggaran pembelanja.
Peperangan
dan perjuangan diplomasi bangsa Indonesia berhasil memaksa belanda duduk
bersama dikursi perundingan .dengan menyodorkan beberapa persyaratan, akhirnya
belanda mengakui kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia diseluruh
Nusantara.kecuali papua pada tanggal 28 Desember 1949. Dengan demikian, sejak
pertengahan 1945 hingga akhir 1949 negara dan bangsa Indonesia tidak memiliki
waktu dan peluang yang cukup untuk penyelenggarakan pembangunan sebagaimana
dicita-citakan dan diamanatkan dalam UUD 1945.
Falsafah, Arah Dan Tujuan Pembangunan
Falsafah pembangunan nasional yang
dianut bertolak dari semangat proklamasi dan amanat konstitusi yang memandang
pembangunan sebagai sebagai bagian dan kelanjutan dari perjuangan kemerdekaan
untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD
1945.
Maklumat
pemerintah mengenai tentang pembangunan Negara pada tanggal 18 Agustus 1945
menegaskan bahwa pembangunan harus memperhatikan kehendak rakyat dilaksanakan
Secara
seksama dan bertanggung jawab, seiring dengan itu, arah pembangunan ditunjukan
:
a. Pada
pembebasan kehidupan bangsa dari berbagai kekurangan, kemiskinan, dan
keterbelakangan dalam berbagai bidang kehidupan, serta penngakuan kedaulatan
bangsa
b. Pada
pembangunan perekonomian dengan semangat koperasi dan disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan kekeluargaan dalam rangka mewujudkan masyrakat adil dan
makmur berdasarkan pancasila.
Adapun
tujuan pembanguanan kurun waktu 1945-1949 adalah :
1. Tercapainya pengakuan dunia
internasional secara penuh atas kedaulatan bangsa dan Negara Indonesia
diseluruh wilayah nusantara dan
2. Terselenggara upaya-upaya mengatasi
masalah pembangunan nasional
Awal Demokrasi Liberal
Maklumat pemerintah 3 November 1945
mendorong berdirinya berbagai partai politik.
Sejak maklumat tersebut diumumkan sampai dengan januari 1946 telah berdiri
sepuluh partai politik. Sistem pemerintahanpun
berubah dari kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer. Belakunya
multipartai berdasarkan maklumat pemerintah pemerintah tersebut menandai
permulaan praktik “demokrasi liberal” di Indonesia.
Kelembagaan Perencanaan Pembangunan
1945-1949
Pada
masa kabinet Sjahrir III, Mentri kemakmuran AK Gani berinisiatif membentuk
badan perancang ekonomi, bertugas membuat rencana pembangunan, khusunya
pembangunan ekonomi untuk jangka dua sampai tiga tahun. Pada 12 April
1947,pemerintah menerbitkan penetapan presiden no.3/1947 tentang pembentukan
panitia pemikir siasat ekonomi.
Panitia
pemikir ini adalah menyiapkan bukti dan buah pemikiran untuk menjadi rencana
dan dasar pendirian pemerintahan Negara Requblik Indonesia dalam mengahadapi
perundingan dengan belanda dan penyelesaian soal-soal pembangunan Negara.
Menghasilkan
dokumen rencana yang disebut “dasar-dasar pokok daripada Plan mengatur ekonomi
Indonesia”. Rancanngan ini mengisi program pembangunan dengan tujuan
memperbesar dan menyebarkan kemakmuran rakyat secara merata.
perumusan kebijaksanaan dan strategi
pembangunan nasional
Pengertian kebijaksanaan dan strategi
Kebijaksanaan dapat dikatakan bahwa
kebijaksanaan merupakan “peta jalan” yang memberikan petunjuk tentang arah yang
seyogyanya ditempuh sehingga perjalanan yang dilakukan berlangsung dengan aman,
efesien dan epektif. Kebijaksanaan demikian adalah : kebijaksanaan yang
sipatnya yang mendasar untuk dipergunakan sebagai landasan bertindak dalam usaha
mencapai sesuai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya kebijaksanaan demikian
adalah kebijaksanaan yang sipatnya umum yang masih harus dijabarkan lebih
lanjut yang hasilnya adalah kebiksanaan yang sipatnya pelaksanaan dan teknis.
Dengan perkataan lain, apa bila
seseorang berbicara tentanng perumusan kebijaksanaan, biasanya ia berbicara
tentanng tiga tingkat kebijaksanaan, yaitu :
1. Kebijaksanaan umum yang sifatnya
mendasar dan principal;
2. Kebijaksanaan pelaksanan, yang
kadang-kadang juga dikenal dengan istilah kebijaksanaan oprasional, dan
3. Kebijaksanaan teknis.
Unsur-unsur masukan bagi perumusan
kebijsanaan dan strategi pembangunan nasional
Dikemukakan lima kemponen dari tujuan
akhir suatu bangsa dan bernegara, yaitu:
Pertama: kemakmukran dibidang
material, yang untuk rakyat kebanyakan, secara sederhana sering diartikan
sebagai keserbaga kecukupan dalam kebutuhan fisik yang terutama terwujud dalam
bentuk tersedianya sandang.
Kedua: kesejahteraan mental,
dikaitkan dengan tersedianya kesempatan untuk meningkatkan pendidikan dalam
rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan
Ketiga: ketentraman fisik dan
rohaniah , ketentraman fisik sudah barang tentu bertalian erat dengan keamanan
terhadap berbagai jenis gangguan,baik yang menyangkut nyawa maupun harta benda
seseorangn.
Keempat: kebahagiaan, ialah
pengetahuan atas tingginya harkat dan martabat manusia dan perlakuan terhormat
sesuai denngan harkat dan martabat manusia itu.
Kelima: komponen tujuan akhir
itu memang pada umumnya bersipat abstrak
Pembangunan Nasioanal Sebagai Usaha
Mengisi Kemerdekaan
Bahwa
pada umumnya kemerdekaan yang dimiliki itu dipandang sebagai modal utama pada
usaha mencapai cita-cita akhir bangsa dan Negara yang bersangkutan. Pernyataan
yang sering terdengar bahwa kemerdekaan bukan tujuan akhir perjuangan bangsa,
memang adalah sesuatu kebenaran. Bahkan persepsi yang meluas disemua kalangan
pada
Perencanaan pembangunan era 1950-1959
Dalam sejarah perencanaan
pembangunan Indonesia, kurun waktu 1950-1959 merupakan masa ketika perkembangan
politik memberi peluang besar bagi bangsa Indonesia untuk melaksakan
pembangunan secara terancana. Dukungan dan pengakuan masyarakat internasional
atas kemerdekaan bangsa Indonesia, melalui Konferensi Meja Bundar (KMB,
pemerintah kerajaan hindia-belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia.
Ancaman terhadap integritas territorial Requblik Indonesia sebagaimana terjadi
pada periode 1945-1949 berupa agresi militer I (15 juli 1947) dan garesir
militer II (19 Desember 1948) tidak ada lagi.
Namun untuk melaksanakan pembangunan
secara efektip. pemerintah dan masyarakat Indonesia dihadapkan berbagai
tantangan.
Tantangan
yang dihadapi: Ketida stabilan
Politik Dan Keamanan, Terbelangkaian Perekonomian
Berbagai tantangan besar yang
dihadapi Indonesia pada periode 1950-1959 berupa ketidak stabilan politi dan
pemerintahan, perbedaan pendapat antarpimpinan bangsa, dan tidak kestabilan
perekonomian. Merupakan kendala besar bagi perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan yang efektif.
Periode 1950-1959 terjadi perubahan
mendasar dalam sistem ketatanegaraan, politik, dan pemerintahan. Diawali dengan
pergantian konstitusi dari UUD Requblik Indonesia Serikat menjadi UUD Sementara
Requblik Indonesia. Bentuk Negara federal menjadi Negara kesatuan pada Agustus 1950.
Delapan bulan setelah hasil KMB
“Memaksa” Indonesia memakai UUD RIS. Tumbuh banyak partai
(Multipartai) dengan sistem pemerintahan
yang dipimpin oleh seorang perdana mentri.
Dalam sistem kabinet parlementer,
pembentukan dan kegiatan suatu pemerintahan sangat tergantung pada kontelasi
wakil-wakil partai yang duduk diparlemen.
Hasil Analisa
Dalam sejarah perencanaan
pembangunan Indonesia, kurun waktu 1950-1959 merupakan masa ketika perkembangan
politik memberi peluang besar bagi bangsa Indonesia untuk melaksakan
pembangunan secara terancana. Dukungan dan pengakuan masyarakat internasional
atas kemerdekaan bangsa Indonesia, melalui Konferensi Meja Bundar (KMB,
pemerintah kerajaan hindia-belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia.
Ancaman terhadap integritas territorial Requblik Indonesia sebagaimana terjadi
pada periode 1945-1949 berupa agresi militer I (15 juli 1947) dan garesir
militer II (19 Desember 1948) tidak ada lagi.
Namun untuk melaksanakan pembangunan
secara efektip. pemerintah dan masyarakat Indonesia dihadapkan berbagai
tantangan. Tantangan yang dihadapi: Ketikstabilan Politik Dan Keamanan,
Terbelangkaian Perekonomian
Tujuan pembangunan di negara manapun
tentunya untuk kebaikan masyarakatnya dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Siagian dalam Nawawi (2009), pada umumnya komponen yang dicita-citakan
dalam keberhasilan pembangunan adalah bersifat relatif dan sukar membayangkan
tercapainya “titik jenuh yang absolut”, dan yang sudah tercapai tidak mungkin
ditingkatkan lagi, seperti: keadilan sosial; kemakmuran yang merata; perlakuan
yang sama dimata hukum; kesejahteraan material, mental, dan spiritual;
Perkembangan Perekonomian di Indonesia
sebagai dampak dari berakhirnya Perang Dunia II.
1.
Pada awal kemerdekaan (1945-1950) sistem ekonomi di Indonesia adalah upaya
untuk melakukan perubahan dari sistem ekonomi kolonial ke ekonomi nasional.
~
Indonesia dalam kurun waktu 1945-1949 keadaaan politik dan ekonomi Indonesia
masih sangat kacau Indonesia belum seutuhnya merdeka dan laju inflasi sangat
tinggi disebabkan karena beredarnya mata uang Jepang dan mata uang NICA yang
tak terkendali, serta blokade ekonomi dari Belanda.
~
Upaya untuk mengatasi masalah ekonomi Indonesia awal kemerdekaan adalah seperti
dilakukan Konferensi Ekonomi, Pinjaman Nasional, hubungan dagang melalui BTC
(Banking and Trading Corporation), mengeluarkan ORI, mendirikan Bank Indonesia,
rasionalisasi, kasimo plan, dan yang lainnya masih saja mengalami kegagalan.
~
Kegagalan upaya membentuk sistem ekonomi Nasional disebabkan karena saat itu
fokus pemerintah adalah untuk memberantas berbagai pergolakan yang muncul di
dalam negeri belum lagi ditambah usaha Belanda yang masih ingin menguasai
Indonesia sehingga rakyat masih berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan.
2.
Sistem ekonomi nasional Indonesia pada tahun 1950-1959 adalah liberalisme.
~
Sistem liberalisme bisa tertanam kuat di Indonesia karena Belanda sebagai
negara yang pernah berkuasa atas Indonesia merupakan negara penganut
liberalisme.
~
Landasan kinerja politik dan ekonomi liberalisme berdampak pada tidak stabilnya
politik. Hal ini disebabkan karena tiap kabinet memilki masa kerja yang sangat
singkat yang disertai dengan program yang selalu berganti menyebabkan kebijakan
pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi selalu gagal.
~
Kegagalan liberalisme diterapkan di Indonesia menyebabkan muncul sikap anti
kolonialisme dan imperialisme.
3.
Sistem ekonomi nasional Indonesia pada tahun 1959-1969 adalah Sosialisme.
~
Pemerintah Indonesia periode 1959-1969 menggunakan Sosialisme sebagai landasan
kinerja pemerintahan, dan dasar kehidupan ekonomi serta politik Indonesia pasca
kegagalan liberalisme.
~
Pemerintah Indonesia periode 1959-1965 memperkuat sikap anti kolonialisme dan
imperialisme dengan mengeluarkan Manipol (Manifestasi Politik) dan USDEK
(UUD’45,Sosialisme Indonesia,Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan
Kepribadian Indonesia). Manipol adalah dokumen yang berisi tentang pokok dan
program umum Revolusi Indonesia.
~
Pembangunan ekonomi Indonesia baru mulai dilaksanakan sejak 1961-1969 dengan
dilaksanakannya program pembangunan nasional sistem berencana dirasakan
kehidupan masyarakat mulai membaik dan sejahtera.
~
Berbagai langkah dilakukan dan dikeluarkan Presiden Sukarno guna menanggulangi
masalah ekonomi masa ini adalah Deklarasi Ekonomi (DEKON) tetapi upaya inipun
gagal sebab bantuan dana dari IMF tidak juga dicairkan (sebab Indonesia
melakukan aksi Dwikora). Keadaan Indonesia semakin diperparah dengan adanya
pemberontakan oleh PKI sehingga keadaan ekonomi Indonesia selama Orde Lama
tidak mengalami kemajuan yang signifikan.
~
Presiden Sukarno mengembangkan dan menerapkan sistem ekonomi terpimpin di
Indonesia yang dipengaruhi gagasan dan pemikiran komunisme untuk menciptakan
sosialisme versi Indonesia. Sementara itu, sistem ekonomi liberal seperti yang
dilakukan IMF ternyata sangat mempengaruhi kehidupan ekonomi Indonesia.
~
Jadi sistem ekonomi komunisme yang berkembang di Uni Soviet mempengaruhi sistem
dan pembangunan perekonomian Indonesia pasca Perang Dunia II. Pemerintah Orde
Lama ingin supaya di Indonesia terwujud sebuah masyarakat sosialis dan ini
ditempuh dengan cara mengatasi atau melampaui feodalisme tanpa melalui
kapitalisme sehingga hasilnya Indonesia mengalami kegagalan.
Akibat
PD II : Dalam Bidang Ekonomi
Akibat
PD II dalam bidang ekonomi adalah sebagai berikut :
1.
Timbulnya zaman Malaise (depresi besar) akibat besarnya biaya perang yg
dikeluarkan oleh negara" yang
terlibat.
2.
Negara yang terlibat dalam PD II banyak yang mengalami kebangkrutan, kecuali
AS. *Untuk menanamkan pengaruhnyadi
negara" Eropa dll, AS melaksanakan berbagai program, seperti Truman
Doctrine (1947),Marshall Plan (1947), Point Four Truman, dan Colombo Plan yg
bertujuan untuk membendung berkembangnya komunisme.*
3.
Timbulnya perlombaan persenjataan antarnegara karena perkembangan industri
senjata dalam skala besar.
Kesimpulan
Dalam
sejarah perencanaan pembangunan Indonesia, kurun waktu 1950-1959 merupakan masa
ketika perkembangan politik memberi peluang besar bagi bangsa Indonesia untuk
melaksakan pembangunan secara terancana. Dukungan dan pengakuan masyarakat
internasional atas kemerdekaan bangsa Indonesia, melalui Konferensi Meja Bundar
(KMB, pemerintah kerajaan hindia-belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia.
Ancaman terhadap integritas territorial Requblik Indonesia sebagaimana terjadi
pada periode 1945-1949 berupa agresi militer I (15 juli 1947) dan garesir
militer II (19 Desember 1948) tidak ada lagi. Perang mempertahankan kemerdekaan
telah berakhir dan memungkinkan pembangunan nasional mencakup seluruh wilayah
negara. Namun untuk nmelaksanakan pembangunan secara efektif, pemerintah dan
masyarakat indonesia dihadapkan pada pelbagai tantangan.
Saran
Agar program-progam pembangunan
dapat berjalan dengan baik sebagaimana yang telah dituangkan dalam prioritas
pembangunan, maka visi dan misi pembangunan haruslah selaras dengan tujuan
pembangunan, sehingga dapat menumbuhkan komitmen pelaksana pembangunan untuk
mewujudkan visi menjadi kenyataan dalam
proses kreatif dan intuitif. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan. Sedangkan misi adalah rumusan umum
mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
0 komentar:
Posting Komentar