TEKNOLOGI DAN GLOBALISASI

LATAR BELAKANG

Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. 
Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. 
Kalaupun teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan . Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena iptek tidak pernah bisa menjadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah manusia.


PEMBAHASAN

Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia). Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalih fungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitu pun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu agama. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia.
 Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa menjadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.

TEKNOLOGI DAN GLOBALISASI

Kaitannya antara tegnologi dan globalisasi

Keterkaitan anatara globalisasi dan tegnologi ini dapat diartikan seperti simbiosis mutualisme. karena tidak lah mungkin sutu globalisasi itu dapat menjarah keseluruh pelosok negri tnpa adanya suatu tegnologi. begitu juga sebalikny tidak lah mungkin suatu tegnologi iu dapat berkembang pesat dan canggih tanpa ada bantuan informasi dari globalisasi. misalnya saja dengan era globalisasi saat ini kita dapat membandingkannya dengan jaman purba dahulu kala ini sangatlah berbeda sekali. tegnologi pada era globalisasi seperti ini sudahlah sangat sangat canggih. misalnya :

1. Televisi
Perkembangan televisi dari jama ejaman sangat lah kontras dan begitu cepat, dari tv hitam-putih sampai tv berwarna. dari tv berlayar cembung sampai tv berlayar datar. dari tv yg begitu kecil sampai tv yang begitu besar ada. bahkan sekarang tv berkembang manjadi LCD yaitu tv-tv flat yang datar dan sangat tipis. dan televisi sekarang tidah hanya 2D bahkan kita dapat melihat objek di televii dengan sangat nyata yaitu 3D.

2. Telephone
Begitu juga perkembangan telephone. dahulu kita masih sering menelephone di wartel. lamakelamaan setiap rumah memiliki telephon masing-masing. telephone ini terus mengalami perkembangan jaman globalisasi. sehingga kita yang semakin sibuk denga mobilitas yang sangat tinggi maka terbitlah inovasi baru yang sangat familiar yaitu handphone. bahkan HP tidak hanya untuk telephone melainkan juga bisa kita gunakan untuk internetan dan bahkan HP juga bisa dijadikan kamera. dengan perkembangan globalisasi maka fitur- fitur di HP sangat lah berkembang. bermacam-macam fitur itu adalah game, musik, video, tv, radio, gambar, perekam suara, dll.

Sejujurnya dengan perkembangan teknologi dizaman globalisasi memiliki berbagai dampak yaitu dampa postif dan dampak negativ. seyogyanya dampak positif dan dampak negativ itu semua dapat terjadi dikarenakan pihak-pihak tersebut dalam mengoprasikan teknologi-teglogi tersebut
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.

Dampak positif   :
Begitu banyak dampak pisitif yang dapat kita rasakan dari perkembangan teknologi dan globalisasi. dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih ini kita merasakan betapa mudahnya kita memperroleh info-info perkembangan dunia. dan kita dapat menikmati betapa nikmatnya kecanggihan-kecagihan  alat elektronik yang dapat memanjakan kita.
kita dapat berbagi inormasi dengan hanya tidur dikamar dangan laptop atau handphone yang memiliki jaringan internet tanpa harus bersusah payah.
Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positifnya antara lain: 
  1. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet.
  2. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone.
  3. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah.
  4. dan lain-lain.
Globalisasi membawa kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi yang cukup baik di Indonesia. Dulu, komunikasi di Indonesia masih sangat tradisional. Untuk bisa menyampaikan informasi dari satu tempat ke tempat lain, dibutuhkan waktu berhari-hari. Ya, sebelum maraknya telepon selular dan internet, masyarakat Indonesia masih menggunakan jasa pengiriman surat. Namun, karena adanya globalisasi, kini informasi dapat kita peroleh dengan mudah dan cepat.

Dampak negatif   :
Begitu pula banyak dampak negativ yang sejujurnya datang dari salah menggunakan atau jatuh ditangan penggua yang salah.
dengan ada nya ternologi yang canggih dan internet seharunya kita dapat berbagi inro pasitif justru digunakan sebagai penyebaran situs-situs video porno atau hal-hal yang berbau sara. misalnya penybaran ideo porna sangat lah lebih mudah dan gampang. apa bila sipengguna tersebut tidak lah cakap dalam menerima info tersebut makalah dapat terjermus. dalam impementasi nya maraknya pemerkosaan dimana-mana.
tidak hanya dalam al terseut masukya budaya barat smakdownn yang banyak menginspirasin anak-anak kecil yang seharusnya dapat dijadikan sda yang berkalitas untuk perkembangan jaman justru ber smakdown dan bahkan ada yang smapai meninggal dunia. dan masih banyak lagi.
Di samping itu yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal- hal yang negatif, antara lain: 
  1. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas).
  2. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa di salah gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.
  3. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
  4. Kecemasan teknologi Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai berkas (file –istilah komputer) penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
Tapi, selain dampak negatif di atas dari kemajuan teknologi akibat globalisasi, komunikasi dan budaya di Indonesia semakin mengalami kemunduran. Coba kita tengok anak-anak muda jaman sekarang. Hampir semua anak-anak remaja di Indonesia memiliki handphone. Dan kebutuhan akan handphone bagi remaja Indonesia sudah nyaris menjadi kebutuhan primer. Ke mana saja tujuan mereka pasti tersimpan handphone di saku atau tasnya. Kadang kala mereka tidak menyimpannya, justru menggenggamnya dengan jempolnya ber-SMS ria dengan temannya. 
Belum lagi mereka yang menggunakan handphone yang sedang trend akhir-akhir ini. Yaitu handphone merek BlackBerry atau lebih mudahnya disebut BB. Tiap menit BB mereka selalu berbunyi, baik mereka sedang di rumah maupun sedang berjalan-jalan bersama keluarga. Saking asyiknya membalas BBM dari temannya yang berada hitungan kilometer dari mereka, mereka tidak sadar kalau sedang mengabaikan acara bersama keluarganya. Ya, chatting berasa lebih seru ketimbang ngobrol bersama saudara. Alhasil hubungan mereka dengan keluarga mereka menjadi lebih renggang. 
Itulah dampak negatif dari kemajuan teknologi akibat globalisasi. Teknologi mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat. Seharusnya kita sebagai generasi muda Indonesia dapat memerhatikan dampak globalisasi lebih cermat. Mengikuti kemajuan teknologi tidaklah salah, tapi kita harus tetap menjaga etika dan budaya sebagai masyarakat Indonesia agar kita tidak terkena dampak negatif dari globalisasi. Jangan sampai kita ketinggalan zaman, tapi juga berikan perhatian terhadap apa yang terjadi di sekitar kita. Mari kita bangun generasi Indonesia yang maju dan berbudaya!
Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara menunjukkan keterkaitan antar manusia di seluruh dunia.
  • Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
  • Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
  • Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
  • Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Perkembangan teknologi informasi memang sudah dirasakan sebagian besar lapisan masyarakat di planet bumi ini. Komputer, faksimile, telepon genggam, siaran televisi yang global serta satelit telah mempercepat aliran informasi menembus batas-batas negara tanpa bisa dihentikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang cukup pesat sekarang ini sudah menjadi realita sehari-hari bahkan merupakan tuntutan masyarakat yang tidak dapat ditawar lagi. Tujuan utama perkembangan iptek adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman. Perkembangan iptek, terutama teknologi informasi (information technology) seperti internet sangat menunjang setiap orang mencapai tujuan hidupnya dalam waktu singkat, baik legal maupun illegal dengan menghalalkan segala cara karena ingin memperoleh keuntungan. Dampak buruk dari perkembangan “dunia maya” ini tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan masyarakat modern saat ini dan masa depan. Kemajuan teknologi informasi yang serba digital membawa orang ke dunia bisnis yang revolusioner karena dirasakan lebih mudah, murah, praktis dan dinamis berkomunikasi dan memperoleh informasi. Di sisi lain, berkembangnya teknologi informasi menimbulkan pula sisi rawan yang gelap sampai tahap mencemaskan dengan kekhawatiran pada perkembangan tindak pidana di bidang teknologi informasi yang berhubungan dengan “cybercrime” atau kejahatan mayantara. Masalah kejahatan mayantara dewasa ini sepatutnya mendapat perhatian semua pihak secara seksama pada perkembangan teknologi informasi masa depan, karena kejahatan ini termasuk salah satu extra ordinary crime (kejahatan luar biasa) bahkan dirasakan pula sebagai serious crime (kejahatan serius) dan transnational crime (kejahatan antar negara) yang selalu mengancam kehidupan warga masyarakat, bangsa dan negara berdaulat. Tindak pidana atau kejahatan ini adalah sisi paling buruk di dalam kehidupan moderen dari masyarakat informasi akibat kemajuan pesat teknologi dengan meningkatnya peristiwa kejahatan komputer, pornografi, terorisme digital, “perang” informasi sampah, bias informasi, hacker, cracker dan sebagainya.
Itulah dampak dari globalisasi yang tak terbendung lagi. Kita tidak akan bisa mengelak dari adanya globalisasi yang sudah melampaui lintas batas negara. Dalam hubungan Internasional, Globalisasi yang menjalar sedemikian cepatnya ke negara-negara lain juga akan menguatkan hubungan diplomatik antar negara.Tetapi lebih dari itu semua, globalisasi juga membawa dampak yang tidak baik seperti yang saya sebutkan di atas. Dampak itu terutama dalam bidang Teknologi informasi dan komunikasi, sehingga kita sebagai mahasiswa harus pandai-pandai untuk memfilter adanya globalisasi. Yang baik kita terapkan dan yang jelek kita tinggalkan. Dalam kemajuan internet contohnya, kita dapat menggunkannya untuk memperdalam informasi dan membuka cakrawala dunia. Jangan menggunakan akses internet untuk hal-hal yang tidak sewajarnya.
Berbeda jauh dengan integrasi teknologi komunikasi dan informasi di kota-kota besar. Adanya pelatihan-pelatihan dan rasa keingintahuan guru untuk menguasai komputer membantu mereka untuk mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran yang ada tidak lagi monoton, seperti penggunaan Power Point dalam pelajaran sejarah; adanya CD pembelajaran dalam pembelajaran Matematika, Biologi, Bahasa Inggris, dsb; adanya penggunaan audio dalam proses pembelajaran Listening pada pelajaran Bahasa Inggris dengan disediakannya Lab Bahasa pada beberapa sekolah; penggunaan Website (baik yang berbayar maupun tidak, misalnya Blog, dsb) pada beberapa sekolah yang mengerti manfaat website tersebut bagi siswa dan sekolah; juga dengan adanya pendidikan jarak jauh tentunya dengan didirikannya Universitas Terbuka dan SMP Terbuka. E-Learning saat ini menjadi satu kebutuhan penting dalam proses pembelajaran agar mampu meratakan pendidikan di Indonesia. Tinggal bagaimana pemerintah mengalokasikan dana pendidikan secara tepat dan merata agar terpenuhinya pemerataan pendidikan dan mengurangi kesenjangan pendidikan yang ada di kota besar dan daerah terpencil.


Saran

Sebaiknya orangtua itu lebih memperhatikan perkembangan anak. karena anak adalah sda negara yang sangat berpengaruh nantinya pada perkembangan jaman. jangan sampa dengan begitu pesatnya perkembangan tegnologi dan globalisasi ini justru kita malah terikut arus dan tidak dapat menyaring mana yang  terbaim dan mana yang terburuk, kita malah iya iya saja menerima ini. setidaknya dengan pekembangan zaman ini tidaklah hanya orang tua dirumah saja yang ikut mebantu tetapi lembaga-lembaga pemerintah juga ikut membantu. karena ini globalisasi dunia bukan globalisasi indivu, karena kita juga merupakan warga negara yang harus dilindungi dan diarah kan  ke hal-hal yang pasitif agar terfiptanya kedamaian dan kerharmonisan dalam perkembangan globalisasi dan teknologi


PENUTUP

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. 

Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi- inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tidak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.

Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan- peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.

 Sumber :



Perbandingan Masyarakat Jepang dengan Indonesia



1.   Masyarakat Jepang
        Jepang adalah negara kepulauan di Asia Timur. Pada tahun 2006, total luas wilayah Jepang adalah 377.923,1 km², di antaranya 374.834 km² adalah daratan dan 3.091 km² perairan. Sekitar 73% wilayah Jepang adalah daerah pegunungan. Total luas wilayah Jepang kira-kira 85% luas Pulau Sumatra. Negara Jepang kini sudah dikenal masyarakat dunia bukan lagi sebagai negara berkembang melainkan sebagai negara maju. Padahal luas wilayah Jepang lebih kecil bila dibandingkan dengan Indonesia.  Hal ini dibuktikan dengan merajalelanya produk-produk yang beredar dengan lebel Negara Matahari Terbit tersebut dan kualitas SDA yang sangat bagus. Seperti konsumsi (rumah makan), barang elektronik, transportasi, pakaian, dan bahan baku lainnya bahkan atom & nuklir.
        Pada umumnya orang Jepang masih berdisiplin, bekerja keras, masyarakat Jepang sedikit korupsi, lebih makmur, tertib, efisien, bersih dan aman (setidak-tidaknya tidak terjadi konflik antar agama) daripada Indonesia. Masyarakat di Jepang sudah tergolong sebagai manusia modern.

2. Masyarakat Indonesia
       Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia. Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara.
        Menurut sensus penduduk 2000, Indonesia memiliki populasi sekitar 206 juta,dan diperkirakan pada tahun 2006 berpenduduk 222 juta.130 juta (lebih dari 50%) tinggal di Pulau Jawa yang merupakan pulau berpenduduk terbanyak sekaligus pulau dimana ibukota Jakarta berada. Sebagian besar (95%) penduduk Indonesia adalah Bangsa Austronesia, dan terdapat juga kelompok-kelompok suku Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia terutama di Indonesia bagian Timur. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah, misalnya Jawa, Sunda, Madura, Batak, dan Minangkabau.Selain itu juga ada penduduk pendatang yang jumlahnya minoritas diantaranya adalah etnis Tionghoa, India, dan Arab. Mereka sudah lama datang ke Nusantara melalui perdagangan sejak abad ke 8 M dan menetap menjadi bagian dari Nusantara.

B.     Sifat Dasar/ Perilaku Masyarakat 
Perilaku atau sistem tingkah laku adalah perwujudan daripada kepercayaan dan nilai-nilai yang dipedomani oleh setiap kebudayaan. Menurut Ruben (1954, 129-155) perwujudan tingkah laku itu adalah melalui simbol-simbol verbal seperti bahasa yang digunakan baik lisan maupun tulisan dan melalui symbol-simbol nonverbal seperti gerakan badaniah/bahasa tubuh, penampilan, persepsi indrawi, penggunaan ruang dan jarak serta penggunaan waktu. (Lusiana, 2012 :70).
1.     Masyarakat Jepang
Dari mengamati perilaku kehidupan masyarakat Jepang, sebenarnya tergambar bagaimana komunitas terdidik terlahir dari suatu sifat & sikap yang sederhana.

a.      Rasa Malu
Fenomena "malu" yang telah mendarah daging dalam sikap dan budaya masyarakat Jepang ternyata membawa implikasi yang sangat luas dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk didalamnya masalah kehormatan terhadap HAM, masalah law anforcement, masalah kebersihan moral aparat, dan sebagainya.
Dalam aplikasi ekstrimnya, budaya malu ini membawa pengaruh negatif dalam prilaku kehidupan masyarakat Jepang, adalah prilaku bunuh diri yang dikenal dengan “harakiri”. Lebih baik mati daripada menanggung rasa malu. Ini adalah salah satu efek negatif dari rasa malu.

b.      Tertib dan Disiplin
Bagaimana masyarakat Jepang bersikap terhadap peraturan lalu lintas adalah suatu nyata. Orang Jepang lebih senang memakai jalan memutar dari pada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan raya. Bagaimana taatnya mereka untuk menunggu lampu traffice light menjadi hijau, meskipun di jalan itu sudah tidak ada kendaraan yang lewat lagi.Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentuk antrian dalam setiap keadaan yang membutuhkan, pembelian tiket kereta, masuk ke stadion, di halte bus, bahkan memakai toilet umum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi bersusun rapi menunggu giliran.
ketika dikelas pelajar-pelajar di jepang tidak mau mengosongkan bangku paling depan, yang dikosongkan adalah bangku paling belakang. Biasanya pelajar- pelajar di jepang berebut menampati tempat duduk paling depan. Di jepang pelajar-pelajar yg menempati tempat duduk di bagian belakang biasanya ada;lah pelajar-pelajar yang cenderung malas. Di Indonesia ketika dikelas tempat duduk yang kosong adalah bangku yang paling depan, kebanyakan malah berebut bangku barisan  belakang.

c.      sangat mengahargai waktu
Beda dengan di Indonesia yang membudayakan jam karet alias molor. Disana mereka berangkat kerja dan sekolah sangat pagi dan jarang sekali ada yang telat, itu juga dikarenakan mereka lebih suka berangkat dengan kendaraan umum seperti kereta, daripada berangkat dengan kendaraan pribadi mereka. Berbeda dengan di negara tercinta kita ini yang lebih senang memakai kendaaraan pribadi, padahal orang-orang jepang mempunyai lebih dari satu mobil di rumah mereka (khusus yang kaya) tapi jarang dipakai,cuma dipanaskan saja kalau pagi.

d.     Sopan dan Santun
Masyarakat Jepang sangat terlatih refleksnya untuk mengatakan gomennasai  (maaf) dalam setiap kondisi yang tidak mengenakan orang lain. Kalau kita berjalan tergesa-gesa dan menabrak orang Jepang, sebelum kita meminta maaf orang Jepang dengan cepat akan meminta maaf kepada kita, demikian juga apabila bertabrakan sepeda dengan mereka, tidak peduli siapa yang sebenarnya pada pihak yang salah, mereka akan secara refleks mengatakan gomennasai (maaf). Seperti prilaku orang Timur pada umumnya, orang Jepang selalu menyapa dan mengucapkan salam kepada orang yang ditemuinya, sekalipun itu orang asing yang belum mereka kenal. Sama halnya dengan budaya Jawa, bahasa Jepang juga memiliki kosa kata khusus yang digunakan untuk menunjukkan penghormatan atau yang lebih sopan seperti “krama inggil” dalam bahasa Jawa.

e.      rajin belajar
murid murid di Jepang biasa belajar sampai lebih dari 12 jam, dari pagi jam 08.00 sampai 17.00. Setelah selesai di sekolah mereka tidak langsung pulang tapi mereka belajar di Juku ( semacam bimbingan belajar). Mereka belajar di Juku bisa sampai jam 22.00 dan baru pulang sekitar jam 24.00. Kalau tidak ada kegiatan di juku mereka biasanya mengikuti les yang menunjang bakat mereka misalnya menari, karate, les piano dan lain-lain, Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Kebiasaan ini sangat berbeda dengan pelajar kita, pulang sekolah, pergi ke mall atau pergi nongkrong. Dan hal ini menjadikan orang Jepang untuk giat bekerja saat telah menyelesaikan pendidikan.

f.      semangat pantang menyerah
karena dalam budaya mereka tidak ada prinsip kegagalan. Yang ada hanyalah kurang berusaha, oleh karenanya mereka terbiasa menjadi orang-orang yang ulet dan pantang menyerah. Tidak heran jika mereka bisa bangkit pasca bom Hiroshima dan Nagasaki.

2.      Masyarakat Indonesia
       
a.   Ramah tamah
Sifat orang Indonesia yang terkenal ramah memang benar adanya. Orang Indonesia memang selalu tersenyum bila bertemu dengan orang lain terutama orang yang baru dikenalnya. Jabat tangan yang hangat ketika bertemu memang menjadi salah satu sopan santun yang sudah mengakar dalam setiap warga Indonesia. Coba saja Anda buktikan. Terutama di bidang-bidang pelayanan publik, Anda akan menemukan keramahan di sana. Anda akan menemukan salam sapa yang ramah dan senyum menyambut kedatangan Anda.

b.   Orang Indonesia mempunyai Watak yang lemah
Maksudnya adalah sebagian besar orang Indonesia mempunyai karakter yang kurang kuat. Manusia Indonesia kurang dapat mempertahankan atau memperjuangkan keyakinannya. Mereka mudah dipengaruhi, apalagi jika dipaksa, dan demi untuk ’survive’  (bertahan hidup) mereka dapat langsung bersedia mengubah keyakinannya. Makanya kita dapat melihat gejala pelacuran intelektuia amat mudah terjadi dengan manusia Indonesia.

c.   Orang Indonesia itu tidak hemat, karena mereka bukan bukan “Economic Animal”
Berbeda sekali dengan masyarakat Jepang yang sebagian besar menerapkan hidup hemat. karena manusia Indonesia pandai mengeluarkan terlebih dahulu penghasilan yang belum diterimanya, atau yang akan diterimanya, atau yang tidak akan pernah diterimanya. Dia cenderung boros. Dia senang berpakaian bagus, memakai perhiasan, berpesta-pesta. Hari ini ciri manusia Indonesia menjelma dalam membangun rumah mewah, mobil mewah, pesta besar, hanya memakai barang buatan luar negeri, main golf, singkatnya segala apa yang serba mahal.

d.  Orang Indonesia lebih suka tidak bekerja keras, kecuali kalau terpaksa
Sangat bertolak belakang dengan masyarakat Jepang yang suka bekerja keras. Dan kebiasaan mereka (rakyat Jepang) yang ber-harakiri (bunuh diri) apabila mereka gagal. Gejala mengapa masyarakat Indonesia seperti ini adalah dilihat dari cara-cara banyak orang yang ingin segera menjadi “millionaire seketika”, seperti orang Amerika yang membuat instant, atau dengan mudah mendapat gelar sarjana sampai memalsukan atau membeli gelar sarjana, supaya segera dapat pangkat, dan dari kedudukan berpangkat cepat bisa menjadi kaya.

e.   Orang Indonesia mempunya sifat mentalitas yang meremehkan mutu
Kebutuhan akan kualitas dari hasil karya kita dan rasa peka kita terhadap mutu sudah hampir hilang. Hal ini akibat dari kemiskinan hebat yang melanda bangsa kita, sampai tidak sempat memikirkan mengenai mutu dari pekerjaan yang dihasilkan dan mutu dari barang dan jasa yang kita konsumsi. Kita tidak memiliki daya saing dalam produksi ekspor, dimana produksi kita masih dimonopoli oleh sejumlah orang mampu dan tenaga ahli yang terbatas.
Masalah mentalitas meremehkan mutu ini disebabkan karena proses penyebaran, perluasan, pemerataan, dan ekstensifikasi dari sistem pendidikan kita yang tidak disertai dengan perlengkapan sewajarnya dari prasarana-prasarana pendidikan.

f.   Orang Indonesia terkenal ketidak disiplinannya
Ini merupakan suatu sifat yang justru pada zaman setelah revolusi tampak makin memburuk dan merupakan salah satu pangkal daripada banyak masalah sosial budaya yang kita sekarang hadapi. Banyak orang Indonesia, terutama di kota-kota, hanya berdisiplin karena takut akan pengawasan atas. Pada saat pengawasan itu kendor atau tidak ada, maka hilanglah juga hasrat murni dalam jiwanya untuk secara ketat menaati peraturan- peraturan.
Ketika makan dikendaraan pribadi/umum:

Jepang: Sampah sisa makanan disimpan ke dalam saku celana atau dimasukkan ke dalam tas, kemudian baru dibuang setelah menemukan tong sampah atau sampai dibawa ke rumah.
Indonesia: Sampah sisa makanan dibuang gitu aja di kolong bangku bus/kereta api, bahkan ada yang dilempar ke luar jendela.

C.    Kebiasaan

1.    Masyarakat Jepang
        Dalam budaya Jepang ojigi adalah cara menghormat dengan membungkukkan badan, misalnya saat mengucapkan terima kasih, permintaan maaf, memberikan ijazah saat wisuda, dsb. Ada dua jenis ojigi : ritsurei (立礼) dan zarei (座礼). Ritsurei adalah ojigi yang dilakukan sambil berdiri. Saat melakukan ojigi, untuk pria biasanya sambil menekan pantat untuk menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya menaruh kedua tangan di depan badan. Sedangkan zarei adalah ojigi yang dilakukan sambil duduk. Berdasarkan intensitasnya, ojigi dibagi menjadi 3 : saikeirei (最敬礼), keirei (敬礼), eshaku (会釈). Semakin lama dan semakin dalam badan dibungkukkan menunjukkan intensitas perasaan yang ingin disampaikan. Saikeirei adalah level yang paling tinggi, badan dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih. Keirei sekitar 30-45 derajat, sedangkan eshaku sekitar 15-30 derajat. Saikeirei sangat jarang dilakukan dalam keseharian, karena dipakai saat mengungkapkan rasa maaf yang sangat mendalam atau untuk melakukan sembahyang. Untuk lebih menyangatkan, ojigi dilakukan berulang kali. Misalnya saat ingin menyampaikan perasaan maaf yang sangat mendalam. Adapun dalam budaya Indonesia, tidak dikenal ojigi.

2.  Masyarakat Indonesia

ü  Jabat tangan
Tradisi jabat tangan dilakukan baik di Indonesia maupun di Jepang melambangkan keramahtamahan dan kehangatan. Tetapi di Indonesia kadang jabat tangan ini dilakukan dengan merangkapkan kedua tangan. Jika dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis kelamin, ada kalanya tangan mereka tidak bersentuhan. Letak tangan setelah jabat tangan dilakukan, pun berbeda-beda. Ada sebagian orang yang kemudian meletakkan tangan di dada, ada juga yang diletakkan di dahi, sebagai ungkapan bahwa hal tersebut tidak semata lahiriah, tapi juga dari batin.
ü  Cium tangan
Tradisi cium tangan lazim dilakukan sebagai bentuk penghormatan dari seorang anak kepada orang tua, dari seorang awam kepada tokoh masyarakat/agama, dari seorang murid ke gurunya. Tidak jelas darimana tradisi ini berasal. Tetapi ada dugaan berasal dari pengaruh budaya Arab. Di Eropa lama, dikenal tradisi cium tangan juga, tetapi sebagai penghormatan seorang pria terhadap seorang wanita yang bermartabat sama atau lebih tinggi. Dalam agama Katolik Romawi, cium tangan merupakan tradisi juga yang dilakukan dari seorang umat kepada pimpinannya (Paus, Kardinal). Di Jepang tidak dikenal budaya cium tangan.
ü  Cium pipi
Cium pipi biasa dilakukan di Indonesia saat dua orang sahabat atau saudara bertemu, atau sebagai ungkapan kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya dan sebaliknya. Tradisi ini tidak ditemukan di Jepang.     
ü  Sungkem
Tradisi sungkem lazim di kalangan masyarakat Jawa, tapi mungkin tidak lazim di suku lain. Sungkem dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak kepada orang tuanya, seorang murid kepada gurunya. Sungkem biasa dilakukan jika seorang anak akan melangsungkan pernikahan, atau saat hari raya Idul Fitri (bagi muslim), sebagai ungkapan permohonan maaf kepada orang tua, dan meminta doa restunya.

D.    Contoh

1.     Masyarakat Jepang
Ø Budaya berpakaian tradisional ( kimono ) masih ada hingga saat ini. Mereka tidak malu untuk memakainya, tak terkecuali kaum muda.
Ø Dimana saja, meskipun sedang berjalan atau pun naik  kendaraan ( kereta, dll ) masih disempatkan untuk membaca.
Ø Lebih memilih menggunakan transportasi umum atau pun berjalan kaki dan naik sepeda ke mana saja, padahal mereka memiliki mobil. Mobil hanya digunakan untuk acara keluarga atau darurat.
Ø  Ketika berjalan di pagi hari, mereka berjalan sangatcepat, takut terlambat ke kantor atau pun ke sekolah
Ø Saat konser musik, walaupun rock, tetap tertib dan tidak anarkis

2.    Masyarakat Indonesia
Ø  Sering melanggar peraturan lalu lintas misalkan tidak memakai helm
Ø  Lebih menyukai produk luar negeri
Ø  Mudah dipengaruhi dengan iming-iming uang atau yang lainnya
Ø  Sering terlambat datang ke sekolah atau ke kantor

Agama dan Kepercayaan Masyarakat Jepang
Masyarakat Jepang mempunyai pandangan yang sangat sekuler dan tidak begitu peduli pada agama, tetapi kebanyakan orang Jepang menganut agama Shinto dan Budha. Meskipun agama tidak penting, tetapi ketika ada acara ulang tahun, pernikahan dan  pemakaman, mereka biasanya melakukan ritual keagamaan.
Pandangan Masyarakat Jepang terhadap Agama :
Ø  Tuhan atau agama merupakan sesuatu yang terpisah. Agama adalah hal yang bersifat pribadi, dalam arti merupakan sesuatu yang tidak bisa diusik-usik oleh orang lain.
Ø  Agama paling banyak dianut di Jepang: Shinto dan Budha
Shinto: Percaya kepada dewa, ajarannya tentang hal yag baik dan buruk
Budhist: Percaya kepada roh, ajarannya pencerahan hati dan berusaha sendiri.
Ø  Agama Budha banyak mempengaruhi agama Shinto, terlihat masyarakat Jepang tidak ingin kehilangan ajaran aslinya, tetapi juga ingin menerima ajaran Budha sebagai ajaran baru. Kedua ajaran  ini bercampur baur yang melahirkan satu jenis ajaran yang unik, bukan dari isinya, tetapi dari cara pelaksanaannya. Banyak prilaku kehidupan bangsa Jepang yang menunjukkan pencampuran agama yang sangat tidak jelas batas-batasnya.


Perbandingan Sistem Pemerintahan antara Jepang dan Indonesia

Perbandingan
Jepang
Indonesia
Bentuk Negara
Monarkhi Konstitusional
Republik (Negara Kesatuan)
Demokrasi
Demokrasi Pasifis
Demokrasi Pancasila
Sistem Pemerintahan
Parlementer
Presidensiil
Kepala Negara
Kaisar
Presiden
Kepala Pemerintahan
Perdana Menteri
Presiden


SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA JEPANG

Bentuk negara Jepang sendiri adalah sebuah negara yang monarki konstitusional yang sangat membatasi kekuasaan Kaisar Jepang. Mengenai sistem pemerintahan, Jepang menjalankan sistem pemerintahan parlementer, sama seperti yang dijalankan di Negara Inggris dan Kanada. Sejak tahun 1947 di Jepang mulai berlaku sebuah konstitusi atau Udang-Undang Dasar yang didasarkan pada tiga prinsip, yaitu : kedaulatan rakyat, hormat terhadap hak - hak asasi manusia, dan penolakan perang.
Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan Kaisar Jepang diatur dalam konstitusi sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat". Kekuasaan pemerintah berada di tangan Perdana Menteri Jepang dan anggota terpilih Parlemen Jepang, sementara kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat Jepang. Kaisar Jepang bertindak sebagai kepala negara dalam urusan diplomatik.
Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem Inggris. Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Majelis Rendah Jepang terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat setiap 4 tahun sekali atau setelah majelis rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri dari 242 anggota dewan yang memiliki masa jabatan 6 tahun, dan dipilih langsung oleh rakyat. Warganegara Jepang berusia 20 tahun ke atas memiliki hak untuk memilih.
Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri adalah salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis Rendah. Partai Demokrat Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk pemerintahan koalisi yang hanya berumur singkat dengan partai oposisi. Partai oposisi terbesar di Jepang adalah Partai Demokratik Jepang.
Perdana Menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat melalui pemilihan di antara anggota Parlemen. Bila Majelis Rendah dan Majelis Tinggi masing-masing memiliki calon perdana menteri, maka calon dari Majelis Rendah yang diutamakan. Pada praktiknya, perdana menteri berasal dari partai mayoritas di parlemen. Menteri-menteri kabinet diangkat oleh Perdana Menteri. Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri berdasarkan keputusan Parlemen Jepang[, dan memberi persetujuan atas pengangkatan menteri-menteri kabinet. Perdana Menteri memerlukan dukungan dan kepercayaan dari anggota Majelis Rendah untuk bertahan sebagai Perdana Menteri.

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA
Ketentuan pokok mengenai sistem politik yang diatur dalam konstitusi tertulis ini antara lain adalah:
1.      Bentuk Negara Kesatuan Indonesia adalah Republik. Dengan demikian kedaulatan adalah di tanagn rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh suatu badan yang disebut majelis permusyawaran rakyat. MPR ini keanggotanya terdiri dari Dewan Perwakialn Rakyat (DPR), suatu badan yang mempunyai peranan legislatif yang dipilih secara berkala lima tahun sekali melalui pemilihan umum ditambah dengan golongan-golongan serta utusan daerah yang jumlah dan pengaturannya ditetapkan oleh Undang-Undang.
2.      Sistem pemerintahan yang digunakan adalah sistem presidensil. Dengan demikian presiden sebagai kepala pemerintahan mempunyai kekuasaan yang sanagt besar didalam melakuakn tugas-tugasnya. Untuk kelancaran tugasnya presiden disamping sebgai kepala eksekutif juga dilengkapi dengan sejumlah kekuasaan legislatif dan yudikatif. Kekuasaan legislatif yang dimaksud adalah didalam perumusan undang-undang. Undang-undang dibuat oleh presiden bersama-sama dengan DPR. Disamping Undang-undang, Presiden juga menetapkan peraturan pemerintah. Sementara kekuasaan yudikatif tercermin dari haknya untuk memberikan grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi. Dengan demikian, sistem pemerintahan Indonesia tidaklah mengikuti trias politika secara murni.
3.      Secara operasional, fungsi legislatif dan pengawasan dilaksanakan oleh DPR. Badan ini bersama-sama dengan presiden bertugas merumuskan undang-undang. Disamping itu, DPR juga bertugas mengawasi pelaksanaan tugas pemerintahan, apakah sesuai dengan GBHN yang ditetapkan MPR.
4.      Kekuasaan yudikatif dilaksaankan oleh sebuah mahkamah Agung dengan susunan yang diatur oleh undang-undang. Mahkamah Agung merupakan badan yang lepas dari pengaruh pemerintahan. Untuk menjamin kebebasan badan ini dari pengaruh pemerintah dilakukan melalui undang-undang.
5.      Disamping undang-undang yang disebut diatas, diatur pula badan-badan lain seperti Dewan Pertimbangan Agung (DPA), yaitu suatu badan yang bertugas memberi pertimbanagn pada presiden.
6.      Karena Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, maka masalah daerah juga diatur melaui UUD. Sebagai negara kesatuan,  maka indonesia tidak mempunyai daerah dilingkungannya yang seperti negara pula. Dengan demikian tidak ada negara bagian sebagaimana yang dikenal didalam bentuk federalisme. Pengaturan daerah dilakukan dengan membagi wilayah Indonesia kedalam beberapa daerah yang disebut provinsi. Selanjutnya setiap provinsi ini dibagi lagi secara bertingkat menjadi daerah yang lebih kecil. Penetapan pembagian wilayah ini secara rinci dilakukan melalui undang-undang dan peraturan daerah. Bagi daerah tertentu, yang menurut asal mulanya mempunyai riwayat yang khusus/khas, dapat dipertimbangkan menjadi daerah isttimewa dengan tujuan mempertahankan kekhususan daerah tersebut.
Peraturan daerah dilaksanakan dengan model desentralisasi, dalam arti daerah diberikan, dalam batas-basat tertentu, otonomi untuk mengurus kepentingannya sendiri. Dalam daerah-daerah yang mempunyai otonomi ini dibentuk pula badan-badan perwakilan daerah.
Demikianlah beberapa pokok-pokok penting mengenai sistem politik yang diatur dalam Undang-Undang 1945. Dari poko-pokok tersebut dapat dimengerti kalau UUD 1945  memang ringkas. Perihal pelaksanaan lebih banyak dituangkan melalui undang-undang dan peraturan lain yang lebih rendah tingkatannya. Beberapa ketentuan penting yang menyangkut sistem politik, seperti masalah partai politik dan organisasi kepentingan, pemilu, pemerintahan daerah, hubungan antara pusat dan daerah, jumlah dan komposisi keanggotaan MPR/DPR, semuanya diatur melalui undang-undang dan peraturan lain.

Daftar Pustaka