MEMORANDUM
No : 20/XX/PEMDA-KRW/2015
Tanggal : 21 November 2015
Kepada
Yth : Bupati Kabupaten Karawang
Dari : Mahasiswa Prodi Ilmu
Pemeriintahan
Perihal : Mempersempit Prostitusi Terbuka
di Kabupaten Karawang
Tembusan : Prodi /Dinas Sosial /Kabupaten
Pendahuluan
Berbicara
prostitusi maka tidak terlepas dari seorang perempuan yang menjajakan
keperempuanannya kepada para pria, atau sebaliknya. Seks adalah faktor utama
terjadinya prostitusi tersebut, yang diikuti oleh kepentingan ekonomi.keduanya
adalah pilar pembentuk terjadinya proses tersebut.masih ada lagi beberapa
faktor lainnya yang kemudian terbagi menjadi faktor internal dan eksternal.
Seorang
yang menjajakan atau menjual seksnya kepada konsumen disebut sebagai pekerja
seks komersial.secara kontekstual, pekerja seks komersial lebih identik
dinisbahkan kepada perempuan karena secara kuantitas perempuan lebih banyak
menempati posisi pekerjaan tersebut. Ada juga laki-laki yang menjadi pekerja
seks komersial dan biasanya sering menjual dirinya kepada homoseksual.
Regulasi
atau aturan yg ada memperkuat keberadaan prostitusi di Indonesia, bahkan
regulasi membuat prostitusi semakin berkembang dan secara kuantitas
perkembangannya telah menjadikan pekerjaan ini menjadi lahan pekerjaan yang
sangat menjanjikan menghasilkan materi karena seks merupakan kebutuhan
individual manusia. Bahkan menurut sigmen freud manusia hidup untuk
melampiaskan kebutuhan libido-libido seksualnya . Pelampiasan libido-libido
seksual akan semakin gampang tersalurkan bagi individu yang belum memiliki
pasangan atau membutuhkan suasana baru (variatif) dengan adanya keberadaan
pekerja seks komersial.
Prostitusi
memberikan berbagai dampak dalam kehidupan social, baik secara psikologi yang
berakibat pada karakter individu atau secara kolektivitas masyarakat.dengan
beberapa dampak negative yang ditimbulkan maka semua agama melarang keberadaan
prostitusi di muka bumi,hal itu dijelaskan dalam aturan yang dibukukan yaitu
kitab suci. Namun secara kenegaraan terkhusus di Indonesia ternyata kebijakan
prostitusi belum jelas karena secara moral ternyata prostitusi dilarang namun
secara tekstual ternyata ia dianggap sah jika prostitusi tersebut dilakukan di
wilayah yang sudah di atur oleh Negara yang disebut sebagai daerah lokalisasi.
Prostitusi
dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup pesat, sejak
Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1998. Sebuah penelitian
mengungkap fakta bahwa jumlah anak dan remaja yang terjebak di dunia prostitusi
di Indonesia semakin meningkat dalam empat tahun terakhir ini, terutama
semenjak krisis moneter terjadi. Setiap tahun sejak terjadinya krismon, sekitar
150.000 anak di bawah usia 18 tahun menjadi pekerja seks. Sementara itu,
menurut seorang ahli, setengah dari pekerja seks di Indonesia berusia di bawah
18 tahun sedangkan 50.000 di antaranya belum mencapai usia 16 tahun. Belum lagi
jumlah pekerja seks komersial yang non remaja atau dewasa yang tentunya lebih
besar jumlahnya.
Prostitusi
adalah sebuah fenomena social yang menyimpang dari norma dan aturan social, ia
dianggap sebagai penyakit dalam masyarakat bahkan para pekerja seks komersial
sering dimaknai secara negative sebagai sampah masyarakat.
Prostitusi
bisa terjadi di manapun namun pada umumnya terletak di daerah yang strategis dimana
perputaran roda ekonomi lancar, serta mudah dijangkau oleh siapa pun.
1. Pemetaan sosial
Profesi
sebagai pekerja seks tidak dipandang sebagai profesi yang terhormat oleh
masyarakat. Memang di kalangan masyarakat luas sendiri terdapat semacam
dualisme dalam menyikapi masalah prostitusi. Di satu pihak, demand atau
permintaan terhadap pekerja seks juga tetap tinggi dan banyak yang bersedia
membayar pekerja seks lebih mahal. Namun, di pihak lain, walaupun saat ini
sebagian kecil masyarakat sudah mulai melihat para pekerja seks sebagai korban
dan berusaha untuk menawarkan program-program pengentasan untuk menolong
mereka, sebagian besar lain dari masyarakat masih terus mengutuk dan
mengucilkan para pekerja seks, menganggap mereka sampah masyarakat. Bahkan
ketika mereka ingin beralih profesi ke bidang lain yang dipandang bermartabat
oleh lingkungannya, masyarakat tidak begitu saja menerima mereka. Hal ini
mengakibatkan para pekerja seks mengalami kesulitan untuk alih profesi ke
bidang lain.
Kondisi
ini tentunya mengakibatkan terjadinya pemetaan social dan pendiskreditan kaum
pekerja seks sebagai kaum minoritas dalam masyarakat. Dalam kondisi kehidupan
masyarakat sosok pekerja seks komersial dianggap sebagai manusia yang amat
hina, hal ini terjadi karena landasan epistemology sebagian masyarakat di
Indonesia berlandaskan agama sebagai landasan epistemology mereka dalam
menyikapi segala hal. Dalam agama, prostitusi sangat dilarang dan diharamkan
oleh agama sehingga mereka yang terlibat dalam dunia prostitusi adalah manusia
yang bergelimpangan dosa dan sangat hina. Hal inilah yang membuat para pekerja
seks komersial susah diterima di masyarakat dan kesatuan masyarakat akhirnya
terbagi dalam wilayah sectarian. Prostitusi mengakibatkan terjadinya
2. Kekerasan dalam masyarakat
Dalam
teori social, pemetaan dalam masyarakat sangat rentan mengakibatkan konflik
karena masyarakat terbagi dalam kelompok-kelompok.kelompok kelompok ini
tentunya dalam perjalannya akan menimbulkan pergesekan karena tiap institusi
senantiasa nbergerak menuju titik idealnya dalam pahamannya masing-masing.
Titik ideal yang menjadi tuntutan kelompok masyarakat prostitusian merupakan
antitesa dari titik ideal masyarakat normative(masyarakat anti prostitusi).
dalam pahaman kaum anti prostitusi menganngap bahwa masyarakat akan idealketika
berbagai penyimpangan norma hilang dari wilayahnya. Umumnya yang berada dalam
institusi ini adalah kaum kaum agamawan. Sementara mereka yang berada pada
wilayah prostitusi yakni pekerja seks komersial, pengusaha dunia malam,
konsumen, akan tetap mempertahankannya. Ketika masing masing institusi tetap
bertahan dalam egonya maka konflik yang mengarah pada tindak kekerasan akan
tercipta, bergesernya konflik ideologi menjadi konflik fisik.
Tindak
kekerasan dalam masyarakat ini sudah serig terjadi, pada umumya adalah tindakan
penyerangan oleh kaum agamawan terhadap daerah lokalisasi. Gerakan penyerangan
ini sering dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI)
3. Krisis moral
Prostitusi
memberikan efek psikologis kepada individu para pelaku pelaku yang ada di
dalamnya. Sadar atau tidak perilaku prostitusi berpengaruh terhadap kondisi
kejiwaan individu penganutnya. Dari risiko pekerjaan, hubungan dengan
masyarakat dan minimnya perlindungan yang diberikan, kita tahu bahwa prostitusi
bukanlah lapangan pekerjaan yang mudah dan menyenangkan. Mengenai penghasilan,
benarkah prostitusi menjanjikan kekayaan? Ternyata tidak serta merta demikian.
Dari jumlah yang dibayar oleh pelanggan, tidak semuanya bisa dimiliki oleh
pekerja seks, khususnya pekerja yang tergantung pada pihak perantara. Ia harus
membaginya dengan mucikari, perantara yang mengatur pertemuan antara pekerja
seks dengan pelanggannya, atau germo, si pemilik rumah pelacuran. Bahkan
pekerja seks independen yang tidak tergantung pada jasa perantara juga tidak
bisa menikmati hasil keringatnya 100 persen. Kondisi lingkungan yang keras ini
akan mengakibakan kondisi kejiwaan yang keras pula. Dengan kondisi kejiwaan
yang keras akhirnya setiap individu dalam menjalani kehidupan kesehariannya
akan dipengaruhi oleh kekerasan jiwa tersebut. Dengan dorongan jiwa ini,
perilaku individu akhirnya keluar dari garis normative masyarakat sehingga
terjadi krisis moral, tentunya ini sangat menghawatirkan jika krisis moral ini
akhirnya merebak ke dalam segala lini kehidupan karena krisis moral bisa
bersifat seperti virus yang gampang ditularkan karena setiap hari para pekerja
seksual berinteraksi dengan jumlah masyarakat yang terdiri dari segala lapisan
stara social tak mengecualikan para pejabat tinggi Negara.
Permasalahan
Beberapa
penyebab timbulnya prostitusi yaitu:
1. Ekonomi
Faktor
ekonomi menjadi salah satu penyebab timbulnya praktek prostitusi, kondisin
bangsa yang berada pada Negara berkembang membuat lapangan pekerjaan semakin
sulit dengan biaya hidup yang semakin tinggi dan menjadi kebutuhan yang
mendesak sehingga banyak dari perempuan yang mencoba menghidupi diri dan
keluarganya dengan cara instant atau gampang. Persoalan ekonomi menjadi factor
yang dominan dalam pembentukan masyarakat, menurut marx, infrastruktur akan
mempengaruhi suprastruktur, infrastruktur yang dimaksud adalah ekonomi dan
berbagai alat pemenuhan kebutuhan akan mempengaruhi pola hidup
masyarakat.praktek prostitusi terjadi dan marak berkembang akhir-akhir ini
tidak bisa terlepas dari tendensi ekonomi sebagai motif hidup masyarakat
materialism, dan landasan epistemologiitulah yang banyak di anut oleh
masyarakat hari ini.
2. Keluarga
Broken
home atau keluarga yang mengalami kerusakan/keretakan juga menjadi salah satu
penyebab terjadinya praktek prostitusi tersebut. Keluaga adalah tempat
pendidikan yang utama, tempat pembentuk karakter individu yang lebih dominan
dibanding factor lingkungan.keluarga menjadi pilar utama dalam pembentukan
karakter tersebut. Dalam keluarga, hubungan yang terjadi dilandasi oleh kasih
sayang, kasih sayang adalah hal mendasar dan substantive dalam sruktural
tersebut.keluarga tidak terbentuk secara determinis atau keterpaksaan tapi
terbentuk secara alamiah. Tanpa sebuah kasih sayang di dalamnya maka keluarga
akan mengalami kerapuhan dan akhirnya menimbulkan keretakan.
Secara
fitrawi, manusia membutuhkan kasih sayang , jiwanya senantiasa mendorong
individu untuk mencari kasih sayang tersebut sebagai kebutuhan mendasar yang
harus dipenuhi. Jika dalam keluarga tersebut tidak ada kasih sayang akibat
keretakan keluarga maka anggota keluarga tersebut akan mulai mencari kasih
sayang di tempat lainnya, kasih sayang itu terkadang diaktualkan dalam
belaian-belaia fisik atau hanya secara biololgis belaka. Semua itu hanya bisa
diaktualkan di tempat lokalisasi bahkan yang menyenanginya akan menjadikan
prostitusi sebagai profesi. kondisi ini banyaak terjadi pada kalangan remaja
sehingga di daerah lokalisasi pun kita banyak mendapati perempuan perempuan
yang masih remaja dari golongan ekonomi menengah ke atas.
3. Budaya
Budaya
adalah perilaku manusia yang sering dilakukan dan telah diwariskan secara terus
menerus, perilaku manusia dipengaruhi oleh cara pandang dia dalam memahami
segala sesuatu( landasan epistemic), cara pandang masyarakat yang menghalalkan
kebebasan individu sebagai sebuah kemerdekaan akhirnya menggiring individu pada
kebebasan hubungan. Kebebasan hubungan tersebut akhirnya secara perlahan
mengarahkan individu kepada wilayah prostitusi.karena prostitusi adalah
pengejawantahan dari kebebasan individu.
4. Psikologis
Sigmen
freud seorang tokoh psikologi menyebutkan bahwa ada tiga motif yang
mempengaruhi perilaku manusia. Dorongan kejiwaan tersebut timbul dari alam
bawah sadar manusia yang menggerakkan manusia, dorongan kejiwaan atau motif
tersebut adalah anal, oral dan genital. anal adalah kebutuhan yang berhubungan
dengan pemuasan libido-libido seksual, kebutuhan untuk mempertontonkan jenis
kelamin. Oral adalah kebutuhann yang berhubungan dengan pemuasan mulut,
sedangkan genital adalah kebutuhan akan pemuasan pada wilayah kepemilikan
dimana setiap individu akan terdorong untuk memiliki segala apa yang
diharapkan.ketiga motif tersebut hadir semenjak manusia dari kecil, sebagai
contoh anak kecil akan senantiasa bahagia ketika mempertontonkan jenis
kelaminnya atau telanjang di depan umum(anal), ia akan memasukkan barang apa
saja ke dalam mulutnya(oral), dan ingin memiliki barang apa saja yang ia lihat
bahkan akan menangis jika tidak memperolehnya(genital). seiring dengan
perkembangan manusia maka ketiga dorongan ini akan tersimpan dialam bawah sadar
dan bagi yang tidak terpuaskan di masa kecilnya maka akan mengaktualkan ketika
dewasa. Individu yang tidak puas pada wilayah anal sewaktu kecil maka ia akan
mencari dan memuaskan dirinya keika ia sudah dewasa. Kebutuhan yang dipengaruhi
oleh kondisi psikologis tersebut akan mudah tersalurkan denga cara prostitusi.
5. biologis
Manusia
seaku makhluk hidup memiliki 2 kebutuhan mendasar yakni kebutuhan fisik dan
kebutuhan biologis.kebutuhan fisik meliputi kebutuhan makan dan minum sementar
kebutuhan biologis meliputi kebutuhan seksual,bermasyarakat dan
sebagainya.kehidupan manusia akan mengalami ketimpangan jika salah satu kebtuhan
tersebut tidak terpenuhi.
Kebutuhan
bioliogis tersebut yakni seks akan mudah terpenuhi jika dan hanya dengan
prostitusi karena untuk menutupi kebutuhan biologis dengan cara normative agak
susah sementara kebutuhan sudah mendesak.prostitusi adalah jawabannya.
Masalah
tersebut menjadi perhatian public karena efek-efek yang ditimbulkan dari
praktek-praktek prostitusi bersinggungan dengan institusi lain dalam structural
masyarakat, dimana dampak-dampak yang telah disinggung sebelumnya mengakibatkan
pergeseran tatanan social karena ia dianggap sebagai penayakit masayarakat
(patologi sosial). Karena prostitusi telah menjadi bagian dari masyarakat dan
mengganggu tatanan social maka is pun menjadi perhatian masyarakat secara
universal dan tentunya karena prostitusi telah menjadi institusi soisal dan
bersinggungan dengan institusi lainnya maka efek yang ditimbulkan mengarah
kepada masyarakat secara kolektif.
Kebijakan
pemerintah dalam mengantisipasi efek negative yang ditimbulkan pada masyarakat
yakni mengintegralkan praktek institusi kedalam sbuah wilayah yang telah
dilegitimasi (lokaisasi), ternyata hanya mengubah praktek prostitusi pada aspek
aksidental bukan pada wilayah substansi karena ternyata masalah akibat dampak
porstitusi masih ada, bahkan karena telah mendapat legitimasi dari pemerintah
maka prostitusi semakin meraja lela dan tentuntnya dampak social yang
ditimbulkan semakin berkembang pula.
Alternatif kebijakan
1. Pendidikan
seks sejak dini.
2. Penetapan
pajak retribusi tempat hiburan malam.
3. Penutupan
tempat hiburan malam.
Penjelaskan
beberapa alternative kebijakan diatas:
1.
menjadikan pendidikan seks sebagai salah
satu mata pelajaran dalam kurikulum yang diajarkan di tempat pendidikan formal
sejak dini yaitu mencakup jenjang sekolah dasar sampai perguruan
tinggi.terjadinya prostitusi itu disebabkan beberapa factor yang telah di
jelaskan di atas dan dari beberapa factor penyebab timbulnya prostitusi itu di
akibatkan karna kurangnya pemahaman masyarakat terhadap dampak seks bebas.
memberikan pemahaman pada masyarakat harus terstruktur dan tersistimatis untuk
mengarahkan masyarakat pada titik ideal yang di kehendaki.terstruktur dan
tersistimatisnya hanya bisa dilakukan jika iya dimasukkan dalam kurikulum
pendidikan yang diterapkan di sekolah formal mulai dari jenjang SD sampai
perguruan tinggi sehingga pedidikan itu akan menentukan cara pandang masyarakat
yang akan menghindari praktek prostitusi.
2.
pemerintah seharusnya menetapkan pajak
retribusi yang tinggi terhadap tempat lokalisasi sehingga para pengusaha lokalisasi
tersebut menaikan tarif untuk masuk dalam tempat prostitusi dan mengakibatkan
pembatasan pengunjung untuk masuk di tempat tersebut dan hal ini akan
mengurangi konsumen dengan sendirinya. Dalam hukum ekonomi permintaan
berbanding terbalik dengan penawaran. Jadi ketika tarif prostitusi dinaikkan
maka golongan menengah kebawah akan terbatasi dengan sendirinya sehingga jumlah
konsumen semakin berkurang yakni hanya golongan menengah keatas. Akibat
rendahnya permintaan maka tempat hiburan malam akan bersaing memberikan
penawaran kepada konsumen yang tetap bertahan (golongan menengah keatas),
persaingan yang ketat ini akan mengakibatkan beberapa tempat hiburan malam akan
berkurang karena ada dominasi beberapa tempat hiburan malam yang memenangkan
persaingan ini dan yang kalah bersaing akan mengalami kerugian karena pemasukan
lebih rendah dibanding biaya operasional. Kondisi ini akan mengakibatkan
kerugian dan akan tereliminasi dengan sendirinya.
3.
Penutupan tempat hiburan malam dan
melarang keras keberadaannya serta memberikan denda dan hukuman pidana yang
berat bagi yang melanggar.kebijakan yang ekstrim untuk menutup tempat
prostitusi dan memeberikan efek jera perupa sangsi pidana dan denda akan mampun
menghilangkan praktek prostitusi secara cepat karena tidak membutuhkan proses
yang lama.
Kelemahan Atau Keterbatasan Setiap
Alternatif Kebijakan
1.
Memberikan pendidikan seks kepada
masyarakat dengan memesukkanya pad kurikulum akan memebutuhkan proses yang lama
sehingga tidak mampu menghilangkan praktek prostitusi yang ada.pendidikan seks
sejak dini hanya akan mengarahkan masyarakat untuk menghindari memasuki wilayah
prostitusi.ketika prostitusi semakin berkembang sementara pedidikan seks itu
belum di pahami oleh masyarakat karna membutuhkan proses yang lama dalam arti
lain tujuan pendidkan itu belum sampai maka akan mengakibatkan lingkungan
prostitusi yang lebih dominan karena perkembangannya meng hegemoni/mempengaruhi
pemahaman masyarakat yang masih labil akibat pemahaman yang belum tuntas, sehingga
kebijakan ini akan memungkinkan terjadinya dua hal yaitu menjadikan prostitusi
semakin berkembang atau prstitusi di hindari.semua masih dalam tahap
kemungkinan.
2.
Pajak yang tinggi yang mengakibatkan
harga PSK yang tinggi pula hanya membatasi masyarakat yang berekonomi menengah
kebawah sementara masyarakat yang berekonomi menengah ke atas tetap bebas
menikmati dunia prostitusi.kebijakan ini trkesan diskriminatif karena
melegalkan sebagian masyarakat dan membatasi masyarakat lainnya.
3.
Penutupan tempat prostitusi secara langsung
akan menimbulkan kritik yang tajam dari pengelola THM sehingga tindakan
represif akan timbul.seelain itu pendapatan pemerintah dari pajak retribusi
akan berkurang dan tentunya pajak dari tempat hiburan malam akan hilang.
Dengan
melihat penjelasan alternatif kebijakan di atas beserta beberapa kelemahan yang
ada dalam tiap alternative kebijakan,kebijakan yang tepat sasaran dan mampu
menghilangkan prostitusi secara substansi adalak kebijakn yang ketiga yakni
menutup tempat hiburan malam atau tempat prostitusi secara ekstrem karena
prostitusi hanya bisa dihilangkan jika pemerintah berani mengambil keputusan
dan resiko dari penutupan tempat prostitusi. Secara ekonomi, penutupan tempat
prostitusi hanya mengurangi sedikit pendapatan pemerintah dari pajak retribusi.
Roda perekonomian akan tetap stabil karena tempat hiburan malam bukanlah
penyumbang devisa terbesar. Generasi bangsa akan bisa diselamatkan dari krisis
moral hanya dengan menolak sebagian kecil pajak retribusi dari THM. Namun
tentunya nasib para pekerja seksual harus diperhatikan dengan menyiapkan
lapangan pekerjaan yang bisa menghidupi dirinya.
Alternatif yang terpilih
Pemerintah
seharusnya menetapkan pajak retribusi yang tinggi terhadap tempat lokalisasi
sehingga para pengusaha lokalisasi tersebut menaikan tarif untuk masuk dalam
tempat prostitusi dan mengakibatkan pembatasan pengunjung untuk masuk di tempat
tersebut dan hal ini akan mengurangi konsumen dengan sendirinya. Dalam hukum
ekonomi permintaan berbanding terbalik dengan penawaran. Jadi ketika tarif
prostitusi dinaikkan maka golongan menengah kebawah akan terbatasi dengan
sendirinya sehingga jumlah konsumen semakin berkurang yakni hanya golongan
menengah keatas. Akibat rendahnya permintaan maka tempat hiburan malam akan
bersaing memberikan penawaran kepada konsumen yang tetap bertahan (golongan
menengah keatas), persaingan yang ketat ini akan mengakibatkan beberapa tempat
hiburan malam akan berkurang karena ada dominasi beberapa tempat hiburan malam
yang memenangkan persaingan ini dan yang kalah bersaing akan mengalami kerugian
karena pemasukan lebih rendah dibanding biaya operasional. Kondisi ini akan
mengakibatkan kerugian dan akan tereliminasi dengan sendirinya.
Penutup
Demikian
analisis dan rekomendasi kami, mohon periksa dan arahan lebih lanjut dari
Pemerintah Kabupaten Karawang..
0 komentar:
Posting Komentar