Reformasi
Gereja
A. Latar belakang
1.
Banyaknya penyimpangan keagamaan diantaranya yaitu:
•
Dilakukannya penyogokan oleh pemuka agama kepada petinggi gereja agar mereka
memperoleh kedudukan sosial keagamaaan yang tinggi.
•
Paus sebagai bapak suci berperilaku amoral yang menyangkut hubungannya dengan
wanita seperti Alexander VI yang memiliki 8 anak haram dari hasil hubungannya
dengan wanita simapannya.
•
Penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgencies).
•
Adanya penyimpangan terhadap acara sakramen suci atau ritus pemujaaan terhadap
benda-benda keramat atau tokoh-tokoh suci yang nantinya akan menimbulkan
takhayul dan mitologisasi yang tidak masuk akal, seperti para pastor yang
semata-mata merupakan manusia yang memiliki sifat yang sama dengan yang lainnya
menganggap dirinya keramat.
2.
Korupsi atas nama negara
3.
Pajak-pajak yang memberatkan karena ambisi kekuasaan kaum bangsawan lokal
4.
Kebangkitan nasionalisme di Eropa
5.
Perkembangan kapitalisme dan krisis-krisis ekonomi dikawasan imperium Roma.
B. Tokoh reformasi gereja
1. Martin Luther (1483-1546)
Awal gerakan reformasi gereja
Protestan terjadi di jerman dengan tokoh utamanya Martin Luther. Mengapa
terjadi di Jerman? Menurut Burns dan Ralph dalam Suhelmi, Ahmad 2001:149-150.
Ada beberapa faktor yakni: (1) jerman yang sekitar abad XV-XVI masih merupakan
negara agraris atau negara yang masih terbelakang jika dibandingkan dengan
negara-negara Eropa lainnya. Sektor Industri perdagangan dan manafaktur belum
berkembang seperti di Inggris dan Italia. Dan Katolisisme yang konservatif
paling kuat ada di Negara ini. Penyembahan terhadap tokoh ataupun benda-benda
keramat dianggap kepercayaan yang wajib di yakini. Penjualan surat-surat
pengampunan dosa paling banyak dijual di Jerman melebihi negara-negara lainnya
di Eropa. (2) rakyat Jerman pada saat itu sebagian besar adalah masyarakat
petani yang merupakan kelompok sosial yang paling menderita akibat adanya
kekuasaan gereja katolisisme. Pajak-pajak yang memberatkan, urusan kepemilikan
tanah yang dipersulit oleh pihak gereja, harta kekayaan yang sering diambil
oleh pihak geraja tanpa alasan yang jelas.
Faktor-faktor
tersebut belum berdampak serius untuk munculnya gerakan reformasi, tetapi
faktor fundamental yang memicu munculnya gerakan reformasi adalah pada saat itu
jerman berada dalam fase transisi ekonomi, dimna jerman sedang berusaha
berpindahdari masyarakat Feodal ke masyarakat ekonomi frofit (menuju masyarkat
kapitalis). Fase transisi ini , sebagaimana di negara-negara lain, merupakan
fase kritis dan rawan. Gerakan-gerakan sosial, keagamaan atau pun politik akan
mudah terjadi hanya karena dimu,ai oleh kerusuhan-kerusuhan kecil.
Dalam
keadaan seperti itu, munculah sosok Martin Luther yang mempelopori keharusan
adanya pembaharuan keagamaan. Ia mencetuskan gerakan Reformasi Protestan di
Jerman dengan melakukan berbagai protes sosial-keagamaaan kepada kekuasaan
Paus. Melihat berbaga penyimpangan keagaman di Negerinya (Jerman) ia bergerak
untuk memprotesnya. Puncaknya ketika Paus menjual susrat-surat pengampunan dosa
di luar batas.
Gerakan
Reformasi Luther dimulai ketika ai membacakan 99 pernyataan protes terhadap
gereja dan lembaga kepeusan yang menjual surat-surat pengampunan dosa itu.
Martin Luther menilai penjualan surat-surat itu bertentangan dengan ajaran
Yesus Kristus. Pembelia surat-surat itu tidak boleh dipaksakan, harus
didasarkan atas kesukarelaan. Berbuat kebajikan seperti memberi makan fakir
miskin dan meminjamkan uang kepada yang membutuhkan jauh lebih utama dari membeli
surat-surat pengampunan dosa. Gereja atau pemuka agama tidak memiliki hak
memberikan pengampunan dosa. Hanya Tuhan, atas dasar kepercayaan dan amal soleh
individu, yang berhak memberikan pengampunan dosa. Inilah yang dinamakan
doktrin Justification by Faith.
Atas
dasar keyakinannya pula Martin Luther menentang doktrin sakramen suci gereja,
pastor sebgai mediator antara manusia dengan Tuhan, penyembahan benda dan tokoh
keramat, karena menimbulkan kepercayaan-kepercayaan yang tidak logis. Ia
beranggapan bahwa, sakramen hanyalah berguna untuk membantu keimanan tetapi
sama sekali bukan alat untuk mencapai rahmat Tuhan dan jalan keselamatan. Mitos
keajaiban pastor ditentamgnya karena akan mengakibatkan terjadinya manipulasi
dan pembodohan manusia.
Menurut
Luther, apabila manusia ingin selamat ia harus melakukan perbuatan-perbuatan
baik yang dianjurkan tuhan, banyak bertobat (langsung) kepada tuhan tanpa
melalui pelantara pastor. Keselamatan bisa diraih manusia apabila ia bisa
mengenyahkan nafsunya, seperti nafsu serakah, nafsu tamak dan mementingkan diri
sendiri. Dalam tulisannya, ON Christian Liberty (Suhelmi, Ahmad 2001:151),
Luther menegaskan bila seorang memiliki keimana pasti ia akan melakukan
perbuatan-perbuatan baik.
Doktrin
keimanan dan berbuat baik ini merupakan wacana yang telah mendesakralisasi
lembaga imamat. Doktrin-doktrin Martin Luther ini meruntuhkan mitos-mitos
kesucian yang berada dibalik kekuasaan gereja dan lembaga-lembaga imamat.
Luther beranggapan ia telah melakukan Debunking (meminjam istil;ah peter
berger), atau penelanjangan mitos-mitos sosial dan keagamaan yang melekat pada
individu atau lembaga, sehingga nampak sosoknya yang asli.
Desakralisasi
itu menimbulkan tuntutan agar manusia dianggap sama dihadapan tuhan, sehingga
tidaklah ada kelebihan pastor dibandingkan dengan masyarakat biasa melainkan
karena amal perbuatannya.dan pengikut Luther pun menolak hirarki kependetaan.
Selain
itu, Luther juga menolak tradisi keagamaan yang sudah berlangsung ratusan tahun
lamanya, yakni hak istimewa pastor dalam membacakan dan menafsirkan kitab suci.
Menurutnya siapa pun pengikut Kristus, bukan hanya kaum pendeta saja, berhak
membaca dan menafsirkan Alkitab. Alkitab harus terbuka bagi semua orang agar
isi kebenarannya diketahui semua orang, tidak terbatas kaum pendeta saja.
Sehingga tidak terjadi monopoli kebenaran oleh segelintir pemuk agama. Dan
protes ini berdampak luas, kebenaran agama kemudian menjadi bersifat
interpretable dan multi-interpretasi. Pastor dan pemuka agama bukan
satu-satunya penafsir kebenaran.
Dan
dengan adanya protes tersebut, lebih jauh lagi para pengikut Luther
menterjemahkan Alkitab yang tadinya berbahasa Latin menjadi bahasa Jerman, dan
mengahpuskan bahasa latin sebagai bahasa Alkitab. Dengan demikian bangsa
Jermana akan secara langsung membaca dan menafsirkan Alkitab.
Luther
juga telah mengoyahkan sendi-sendi monastisisme katolik yakni dengan
menganjurkan perkawinan bagi para pastor. Karena ia menyadari banyaknya
tindakan tidak terpuji menyangkut hubungan dengan wanita bagi para pastor.
Perkawinan menurutnya bukanlah suatu dosadan merupakan tuntutan biologis yang
patut dipenuhi. Dan meneknkan bahwa perkawinan itu penting. Tokoh Reformasi ini
juga tidak setuju dengan prinsip monastisisme yang menghendaki pastor hidup
terpencil, jauh dari hiruk pikuk demi untuk menyucikan diri. Kehidupan ekslusif
seperti itu bukalah cara yang tepat untuk mensucikan diri dan mencari jalan
keselamatan. Kemudian Luther menawarkan gagasan worldly ascetism (aksetisme
duniawi).
Bukan
hanya itu saja, Luther mengkritik dan menentang doktrin politik gereja katolik
Roma. Misalnya menentang doktrin kekuasaan universal Paus, menurutnya kekuasaan
paus tidak universal karena paus juga harus mengakui kekuasan para pangeran
atau penguasa sekuler suatu negra memiliki prinsip-prinsip kenegaraan yang
berdasarkan nasionalisme. Ia juga menuntut dibedakannya otoritas politik dan
otoritas agama, paus dituntut agar mematuhi dan mangakui otoritas politik
penguasa negra dan tidak mencampur-adukannya dengan otoritas agama. Karena gagasannya
itu, Luther memperoleh dukungan politis dari kalangan penguasa dan bangsawan.
Tuntutan-tuntutan Martin Luther ini terdapat dalam 95 dalil Luther yang ia
pakukan atau tancapkan di pintu gereja sebagai tanda protesnya.
2. Johannes calvin (1509-1564)
John
Calvin merupakan tokoh penting lainnya dalam gerakan reformasi gereja
Protestan. Sebagaimana Luther, Calvin juga telah meletakan dasar-dasar
teologis, filosofis dan intelektual yang kokoh bagi keberhasilan gerakan
reformasi Protestan di Eropa. Bedanya adalah pemikiran Calvin lebih radikal di
bandingkan Luther. Luther dianggap agak konservatif. Calvinisme sangat
berpengaruh terhadap perjalanan sejarah Erop modern. Ia merupakan salah satu
fondasi doktrinal terpenting kemajuan peradaban kapitalis Eropa di Abad modern.
Tokoh
gerakan ini lahir di Noyon, Picardy, Prancis, 1509. Calvin belajar di
Universitas Paris dan mendalami kajian hukum di Orlens, tempat dimana ia maat
dipengaruhi oleh para pengikut Luther. Kemudian pada tahun 1541 ia mulai aktif
sebagai penginjil.
Pemikiran
Celvin yang kemudian menjadi basis teologis terpenting Protestantisme adalah
adanya gagasan tentang takdir (predestination). Takdir manusia menurut Calvin
telah ditentukan oleh Tuhan. Siapa pun tidak bisa mengubahnya, bahkan pastor sekalipun.
Manusia yang selamat atau celaka di dunia mana pun di akhirat kelak memang
telah ditulis nasibnya demikian. Nasib manusia sepenuhnya ditentukan oleh
ibadah dan Tuhan. Ia tidak lebih hanya wayang dalam kehidupannya di dunia ini
dan tuhanlah yang menjadi dalangnya.
Doktrin
Calvin ini memiliki kesamaan dengan konsep takdir Agustinus yang memiliki dasar
bahwa semua manusia berdosa akibat kejatuhan dan dosa adam. Jadi dalam
Calvinisme dibenarkan adanya ”dosa warisan”. Menurut doktrin ini semua manusia telah
terkutuk semenjak dilahirkan, namun menurutnya manusia bisa selamat seandainya
ia memperoleh rahmat Tuhan (Grace of God). Untuk itu manusia dituntut untuk
selalu berbuat amal kebajikan, hidup mulia demi keagungan Tuhan.
Manusia
juga harus melawan hawa nafsunya, tetapi caranya bukan dengan menjadi biarawan
atau biarawati, tetapi ujian keselamatan menurut Calvin selalu ada dalam
aktivitas sehari-hari, maka manusia harus selalu dituntut memiliki kemampuan
untuk menghadapi ujian hidup setiap saat. Hal ini ia rumuskan dalam ajaran
tentang asetisme duniawi (Suhelmi,2001:157-158).
Seperti
halnya Luther, Calvin pun anti sakramen suci. Doktrin anti sakramen Calvin
menurut Weber dalam Suhelmi,2001:158 lebih jauh memperkuat semangat individualisme.
Manusia bisa langsung berhadapan dengan tuhan tanpa pelantaraaan gereja ataupun
pemuka agama.
Sehingga
dari beberapa ajaran Calvin maupun Luther terdapat beberapa persamaan terutama
tentang doktrin asketisme duniawi, anti sakramen suci dan monastisisme. Hal itu
menunjukan bahwa pengaruh Luther sangat besar terhadap ajaran Calvin.
C. Biografi Marthin Luther
Marthin
Luther lahir pada tanggal 10 Nopember 1483,di kota Eisleben, propinsi Saxony
(sekarang wilayah Jerman). Martin adalah nama baptisan yang diperolehnya karena
hari pembabtisannya bertepatan dengan Hari Santo Martin, pelindung kaum
pengemis. Hans Luther, sang ayah, adalah seorang pemilik beberapa tambang dan
peleburan logam. Sedangkan ibunya, Margaretha Luther, adalah seorang ibu rumah
tangga yang sangat religius, dan kemungkinan berperan besar dalam menanamkan
benih iman kepada Luther kecil.
Pendidikan
formal pertama Luther diperolehnya di Sekolah Latin kota Mansfeld. Sebagaimana
Sekolah Latin lainnya pada masa itu, Luther belajar bahasa Latin yang
membuatnya berkenalan dengan kekayaan pustaka Latin, juga musik dan agama.
Luther belajar doktrin-doktrin penting gereja. Pada usia 14 tahun, Luther
hijrah ke Magdeburg, masuk Sekolah dari Katedral setempat. Setelah menempuh
pendidikan pra universitas di Eisenach, Luther masuk Universitas Erfurt, salah
satu universitas terbaik masa itu di Jerman. Pada tahun 1502, Luther
merampungkan gelar pertamanya dalam Liberal Arts. Sambil melanjutkan studi ke
jenjang master, Luther mengajar di universitasnya dalam bidang tata bahasa dan
logika. Pada tahun 1505, Luther memperoleh gelar master.
Kemudian
atas paksaan dari sang Ayah Luther masuk Universitas Leipzig pada tahun 1505,
dan tentunya mengambil jurusan hukum namun pendidikannya ini tidak ia tuntaskan
dan ia lebih memilih untuk menjadi pendeta Augustinian dengan masuk biara
Agustinian di Erfurt, meskipun harus melawan kehendak ayahnya.
Pada
tahun 1508, atas ajakan gurunya, Johannes von Staupitz, Luther menjadi pengajar
bidang Filsafat Moral di Universitas Wittenberg yang baru didirikan. Luther
mengajar sambil melanjutkan studi teologinya. Setahun kemudian, Luther
menamatkan sarjana teologinya. Pada tahun 1512, Luther berhasil meraih gelar
doktor dalam bidang teologi dari Universitas yang sama
Kira-kira
sejak tahun 1538, Luther mengidap penyakit kencing batu, gangguan jantung dan
pencernaan. Pada tahun 1541, Luther kena infeksi telinga dan tenggorokan.
Penyakitnya ini bukan hanya menggerogoti fisiknya, namun juga menciptakan
depresi yang dalam. Kepahitan hidupnya bertambah dengan meninggalnya, Magdalena
Luther, anak perempuannya yang menjadi korban wabah penyakit di Wittenberg.
Wabah ini juga banyak merenggut jemaatnya. Kesedihan di mana-mana mempengaruhi
jiwa Luther menjadi semakin tertekan.
Pada
Januari 1546, Luther dipanggil ke kota Eisleben untuk menjadi mediator
perselisihan dua orang bangsawan dari Mansfield. Persis sebulan, setelah tiba
di sana, tepatnya tanggal 17 Februari, Luther meninggal karena gagal jantung.
Pada tanggal 22 Februari, jenazah Luther kembali ke Wittenberg dan dikebumikan
di gereja yang sama ketika dia memulai gerakan Reformasi. Luther wafat dalam
usianya yang ke-63.
D. Proses terjadinya reformasi
gereja
Awal
terjadinya reformasi gereja ini muncul atau terjadi di Jerman. Banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya reformasi gereja di Jerman yaitu, sekitar abad
15-16 Jerman masih merupakan negara agraris yang terbelakang dibandingkan
negara-negara Eropa lainnya, kuatnya pengaruh katolisme yang bersifat
konservatif di Jerman, banyaknya penjualan surat-surat pengampunan dosa di
Jerman melebihi negara-negara Eropa lainnya, sebagian besar rakyat Jerman yang
berprofersi sebagai petani yang merupakan kelompok sosial yang paling menderita
akibat kekuasaan katolisme salh satunya dengan adanya pajak-pajak yang sangat
memberatkan rakyat.
Selain
itu juga faktor yang paling mendasari terjadinya reformasi di Jerman adanya
fase transisi ekonomi di Jerman dimana pada waktu itu terjadi proses perubahan
dari masyarakat feodal menuju masyarakat ekonomi profit atau menuju masyarakat
kapitalis. Dari sinilah muncul satu tokoh yaitu Marthin Luther yang dari
pemikiran-pemikirannya itu kemudian terlahir sebuah reformasi gereja yang
nantnya tidak hanya berkembang di Jerman melainkan meluas ke wilayah-wilayah
Eropa lainnya.
Adapun
pemikiran-pemikiran dari Marthin Luther dalam melakukan protes terhadap
kekuasaan Gereja Khatolik Roma yaitu:
•
Penolakan Luther terhadap surat-surat pengampunan doa yang dikeluarkan oleh
Paus karena menurutnya gereja atau pemuka agama tidak memiliki hak untuk
memberikan pengampunan dosa. Tuhan-lah yang memberikan pengampunan itu
didasarkan kepada kepercayaan dan amal sholeh individu selama hidup.
•
Menurut Luther sakramen hanya digunakan untuk membantu keimanan tetapi bukan
sama sekali alat untuk mencapai rahmat Tuhan dan jalan keselamatan.
E. Dampak Reformasi Gereja
Dampak
dari adanya Gerakan Reformasi Protestan dibawah Luther dan Calvin adalah:
pertama, dampak sosial dan politikterhadap Eropa dan negara-negara Barat pada
umumnya. Reformasi ini menimbulkan Western Christendom sehingga munculnya
negara-negara nasional kecil tanpa memiliki pusat kekuasaan atau gembala
politik seperti lembaga Kepausan Roma. Menumbuhkan benih-benih demokratisasi
politik, kesadaran individual akan pentingnya hak-hak politik, kebebasan
individu. Sehingga menjadi dasar timbulnya gerakan-gerakan demokratisasi yang
dan anti kekuasaan totaliter dan keberanian rakyat untuk selalu melakukan
kontrol terhadap kekuasaan.
Tetapi
dengan adanya gerakan reformasi Protestan ini juga lahirnya kekuasaan absolut
di Eropa. Banyaknya pertikaian antara Calvinisme dengan katolik, peperangan
saudara dan penghancuran karya-karya seni, patung, lukisan yang berbau
katolisisme. Reformasi juga haris bertanggung jawab atas terjadinya pembantaian
massal dalam peristiwa berdarah pada malam St. Bartholomeus. Di Belanda pun
terjadi pemberontakan petani yang menolak membayar pajak dan akhirnya oleh
pangeran Philip mereka semua dibantai. Dan pengikut Protestan dianggap
pengkhianat dan selama enam tahun terjadi teror dan pembunuhan terhadap kaum
protestan.
Kedua,
Reformasi juga mengakibatkan terbelahnya agama Kristen menjadi sekte-sekte
kecil; Lutherisme, Calvinisme, Anglicanisme, Quakerisme, Katholikisme. Meskipun
ditunjau dari segi doktrin-doktrin fundamentalnya sekte-sekte itu tidak
memiliki prinsip yang berbeda, tetapi timbulnya hal tersebut menyebabkan
keretakan serius dalam agama kristen. Akibat adanya sekte-sekte ini, Eropa
terbelah secara keagamaan; Jerman Utara dan negara-negara Skandinavia (Swedia
dan Norwegia), menganut Lutheranisme; Skotlandia, Belanda, Switzerland dan
Prancis menganut Calvinisme dan negara-negara Eropa lainnya seperti Spanyol dan
Italia menganut katolisisme (Ortodoks).