BAB
I
KONSEP
DAN MODEL MANAJEMEN STRATEGIS
1.1 Definisi Manajemen Strategis
Manajemen Strategis
(Strategic Management) dapat didefinisikan seni dan ilmu unuk memformulasikan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan
organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen Strategi berfokus pada
mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/ akuntansi, produksi/ operasi,
penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi computer untuk mencapai
keberhasilan organisasi. Tujuan
manajemen strategis adalah untuk mengekploitasi dan menciptakan peluang baru
yang berbeda untuk masa mendatang.
1.2
Pengertian Strategi
Menurut Webster’s Dictionary (2000: 725) “strategy as the skillful employment and coordination of tactics” and “as artful planning and management”.
Istilah strategi berasal dari kata Yunani yaitu: strategeia, yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang
jenderal. Pada zaman dahulu, konsep ini dipandang tepat menghadapi situasi
perang yang berkepanjangan dalam mempertahankan wilayah kekuasaan. Pada waktu
itu, seorang jenderal diperlukan untuk memimpin suatu angkatan perang untuk
dapat memenangkan perang. Oleh karena itu, strategi juga dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk
memimpin suatu angkatan perang untuk mampu memenangkan perang.
Selain itu,
strategi juga dapat diartikan sebagai suatu rencana dalam membagi dan
mengerahkan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu dalam
mencapai tujuan tertentu. Perlu diketahui bahwa strategi militer selalu didasarkan
pada pemahaman kekuatan dan pembidikan posisi lawan, karakteristik fisik dan
medan perang, kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia, sikap
orang-orang yang menempati teritorial tertentu, serta antisipasi terhadap
setiap perubahan yang mungkin terjadi.
Jadi, konsep
strategi militer seringkali diadaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis,
misalnya konsepnya Sun Tsu, Hannibal, dan Carl Von Clausewitz. Dalam konteks
bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang
dipilih dan merupakan pedoman dalam mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu
organisasi.
Stoner dan Freeman
(1992) mendefinisikan konsep strategi berdasarkan dua perspektif yang berbeda,
yakni:
1.Dari perspektif apa yang ingin dilakukan oleh suatu
organisasi (intends to do). Strategi
didefinisikan sebagai suatu program untuk menentukan dan mencapai tujuan
organisasi dan mengimplementasikan misinya. Strategi dalam hal ini mengandung
makna bahwa manajer memainkan peran yang aktif dan secara sadar dan rasional
dalam merumuskan strategi organisasi. Pandangan ini lebih banyak diterapkan
dalam lingkungan yang selalu berubah.
2.Dari perspektif apa yang akhirnya dilakukan (eventually does) oleh perusahaan.
Strategi dalam pandangan ini didefinisikan sebagai suatu pola respon organisasi
terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Dengan definisi ini, organisasi
memiliki strategi, tetapi tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Manajer
yang reaktif tepat menerapkan pandangan ini. Manajer seperti ini biasanya hanya
menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif apabila
diperlukan.
1.3 Berpikir
Strategis
Sebelum
membicarakan model manajemen strategi, penting kiranya dipahami tentang proses
berpikir strategi dan pengertian strategi. Berpikir strategi sangat penting dan
berguna dalam pengambilanm keputusan untuk mengatasi masalah-masalah yang
muncul dalam suatu perusahaan. Ada beberapa tahap dalam proses berpikir
strategi, yaitu:
1. Identifikasi
Masalah (Problems Identification)
Pada
tahap awal ini, kita diharapkan dapat untuk mengidentifikasikan masalah-masalah
dengan cara melihat gejala-gejala yang ada.
2. Pengelompokan
Masalah (Problems Classification)
Pada
tahap ini, kita diharapkan bisa mengelompokan masalah-masalah sesuai dengan
sifatnya agar kemudahan pemecahannya.
3. Proses
Abstraksi (Abstraction Process)
Pada
tahap ini, kita diharapkan mampu menganalisis masalah-masalah dengan mencari
faktor-faktor penyebabnya. Oleh Karen aitu, kemudian kita dituntut lebih teliti untuk dapat menyusun metode
pemecahannya.
4. Penentuan
Metode (Method Determination)
Pada
tahap ini, kita diharapkan mampu
menentukan metode yang paling tepat untuk penyelesaian masalah.
5. Perencanaan
Implementasi (Implementation Planning)
Pada
tahap yang akhir ini, kita dituntut untuk bisa menerapkan metode yang telah
ditetapkan.
1.4 Elemen
Manajemen Strategis
Analisis lingkungan
dilakukan dengan tujuan utama adalah untuk melihat kemungkinan-kemungkina
peluang yang bisa muncul serta ancaman yang bisa terjadi yang diakibatkan oleh
adanya perubahan-perubahan, yang terjadi baik pada lingkungan bisnis maupun
lingkungan internal organisasi. Sedangkan menetapkan
visi dimaksudkan untuk memberikan arah tentang akan menjadi apa atau seperti
apa organisasi/ perusahaan dimasa yang akan datang, atau secara lebih ringkas
suatu pandangan kedepan tentang perusahaan. Misi akan secara spesifik
menekankan tentang produk yang diproduksi, pasar yag dilayani dan hal-hal lain
yang secara spesifik berhubungan langsung dengan bisnis. Objektif lebih kepada
penetapan target secara spesifik dan sedapat mungkin terukur, yang ingin
dicapai oleh perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu.
1.5 Konsep Dasar Proses Manajemen Strategis
Pada dasarnya, manajemen strategis
merupakan upaya untuk menumbuhkembangkan kekuatan perusahaan (company’s strengths) dengan
mengeksploitasi peluang bisnis (business
opportunities) guna mencapai tujuan perusahaan (company’s goals) yang sesuai dengan misi (mission) yang telah
ditentukan.
Sehubungan dengan itu Wheelen dan Hunger
(1995:7) mengartikan manajemen strategis (strategic
management) ”is the set of managerial decisions and actions that determines the
long-run performance of a corporation”, artinya bahwa manajemen
strategis merupakan suatu himpunan keputusan dan tindakan manajerial yang
menentukan kinerja jangka panjang suatu perusahaan.
Untuk memahami
konsep ini, berikut ini diuraikan komponen utama dan tahap manajemen strategis,
yakni:
- Analisis
lingkungan bisnis untuk mendeteksi peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
- Analisis
profil perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).
- Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan
misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan,
menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka
panjang, merumuskan alternative strategi, dan memilih strategi tertentu
yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini penekanan lebih diberikan kepada
aktivitas-aktivitas utama antara lain: (1) Menyiapkan strategi alternative,
(2) Pemilihan strategi, (3) Menetapkan strategi yang digunakan.
- Implementasi
strategi mensyaratkan perusahaan untuk (1) Menetapkan tujuan tahunan, (2)
Menetapkan kebijakan, (3) Memotivasi karyawan, (4) Mengalokasikan
sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan,
mengembangkan budaya yang mendukung strategi, (5) Menciptakan struktur
organisasi yang efektif, (6) Menyiapkan anggaran, (7) Mengembangkan dan
memberdayakan system informasi, dan (8) Menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja
organisasi.
- Evaluasi dan
pengawasan kinerja nyata suatu perusahaan. Evaluasi Strategi adalah tahap final dalam
manajemen strategis. Ada tiga aktivitas dasar evaluasi strategi yaitu (1)
meninjau ulang faktor internal dan eksternal saat ini, (2) mengukur
kinerja, (3) mengambil tindakan korektif.
Berdasarkan model
Manajemen Strategis versi Wheelen dan Hunger (1995:7), sesungguhnya sejak awal
mereka membagi proses manajemen strategis ke dalam empat elemen dasar, yakni:
(1) analisis lingkungan (environmental
scanning), (2) perumusan strategi (strategy
formulation), (3) implementasi strategi (strategy implementation), dan (4) evaluasi dan kontrol (evaluation and control). Lebih jelasnya
mengenai ke empat fase dimaksud dapat dilihat dalam disain Gambar penulis
sebagai berikut.
Berdasarkan Gambar di atas dan dikaitkan
dengan fungsi manajemen, maka komponen manajemen strategis di atas sebenarnya
mengikuti siklus fungsi manajemen, yang diawali dengan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan hingga ke pengawasan. Dengan demikian, berdasarkan
uraian tentang komponen manajemen strategis di atas, maka pengertian manajemen
strategis dapat disimpulkan sebagai suatu kesatuan keputusan dan tindakan untuk
menghasilkan suatu formulasi dan implementasi rencana yang didisain dan
terkontrol dalam mencapai sasaran atau tujuan suatu perusahaan.
1.6 Pentingnya
Strategi
Tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa dengan pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis
perusahaan yang dilengkapi dengan pesatnya kemajuan tekonologi informasi, maka
strategi merupakan kebutuhan yang fital dan sangat penting dalam menjalankan
roda perusahaan menghadapi berbagai macam tantangan baik internal maupun
eksternal, khususnya para pesaing pada core bisnis yang sama.
Sejalan dengan
pentingnya strategi, maka Jain (1990) mengatakan bahwa setiap organisasi
membutuhkan strategi apabila menghadapi situasi berikut:
1.
Sumber
daya yang dimiliki terbatas.
2.
Ada
ketidakpastian (uncertainity)
mengenai kekuatan daya saing organisasi.
3.
Komitmen
(commitment) terhadap sumberdaya
tidak dapat diubah lagi.
4.
Keputusan-keputusan
(decisions) harus dikoordinasikan
antar bagian sepanjang waktu.
5. Ada
ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.
6.
Sementara Porter dalam Wheelen dan
Hunger (1995:1) mengatakan bahwa ”the
reason why firms succeed or fail is perhaps the central question in strategy”.
Artinya, strategi akan menentukan berhasil atau gagalnya suatu perusahaan. Oleh
karena itu, mengingat perannya yang sangat menentukan, maka penentuan strategi
menjadi sesuatu hal yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan.
Namun demikian
strategi perlu dibedakan dengan taktik. Dari pengertian yang paling sederhana
dapat dibedakan bahwa strategi (strategy)
adalah saat dimana memutuskan apa yang harus dikerjakan, sedangkan taktik (tactics) adalah saat dimana memutuskan
bagaimana mengerjakan sesuatu. Ada beberapa pendapat pakar untuk membedakan
strategi dengan taktik. Brucker berpendapat bahwa strategi adalah mengerjakan
sesuatu yang benar (doing the right
things) dan taktik adalah mengerjakan sesuatu dengan benar (doing the things right). Selain itu,
Karl Van Clausewitz berpendapat bahwa strategi merupakan suatu seni menggunakan
pertempuran untuk memenangkan suatu perang, sedangkan taktik merupakan seni
menggunakan tentara dalam sebuah pertempuran.
Berdasar beberapa
pengertian di atas, maka taktik merupakan rentetan dari pelaksana kerja atau
penjabaran operasional dari strategi untuk mencapai tujuan, sedangkan strategi
adalah penjabaran arah yang akan ditempuh perusahaan di masa yang akan datang.
1.7 Manfaat
Manajemen Strategis
Manajemen strategis
memiliki peran yang signifikan dalam membantu perusahaan untuk mencapai
tujuannnya. Manajemen stretegis berfungsi sebagai
sarana untuk mengkomunikasikan tujuan erusahaan dan jalan yag hendak ditempuh
untuk mencapai tujuan tersebut kepada pemilik, eksekutif, karyawan dan pihak
lain yang berkepentingan.
- Manfaat Finansial
Manfaat paling utama adalah tendensi untuk menaikkan tingkat keuntungan
perusahaan meskipun kenaikan keuntungan tidak secara otomatis dengan menerapkan
manajemen strategis.
- Manfaat Nonfinansial:
1.
Memungkinkan untuk
identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitasi peluang.
2.
Memberikan pandangan
objektif atas masalah manajemen.
3.
Merepresentasikan
kerangka kerja untuk aktivitas control dan koordinasi yang lebih baik.
4.
Meminimalkan
efek dari kondisi dan perubahan yang jelek.
5.
Memungkinkan
agar keputusan besar dapat mendukung lebih baik tujuan yang telah ditetapkan.
6.
Memungkinkan
alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk peluang yang telah
teridentifikasi.
7.
Memungkinkan
alokasi sumber daya dan waktu yang lebih sedikit untuk mengoreksi keputusan
yang salah atau tidak terencana.
8.
Menciptakan
kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staf.
9.
Membantu mengintegrasikan
perilaku individu kedalam usaha bersama.
10.
Memberikan
dasar untuk mengklarifikasi tanggung jawab individu.
11.
Mendorong pemikiran ke
masa depan.
12.
Menyediakan
pendekatan kooperatif, terintegrasi, dan antusias untuk menghadapi masalah dan
peluang.
13.
Mendorong terciptanya
sikap positif terhadap perubahan.
14.
Memberikan
tingkat kedisiplinan dan formalitas kepada manajemen suatu bisnis.
1.8
Alasan Beberapa
Perusahaan Tidak Melakukan Perencanaan Strategis
1.
Struktur penghargaan
(remunerasi) yang buruk.
2.
Sibuk menyelesaikan
maslah yang lain.
3.
Membuang-buang waktu.
4.
Terlalu mahal.
5.
Kemalasan.
6.
Puas dengan kesuksesan.
7.
Takut gagal.
8.
Terlalu percaya diri.
9.
Pengalaman buruk di
masa lalu.
10.
Kepentingan pribadi.
11.
Ketakutan atas sesuatu
yang tidak diketahui.
12.
Perbedaan pendapat yang
jujur.
13.
Kecurigaan.
1.9 Bahaya Dalam Perencanaan Strategis
1.
Menggunakan perencanaan
strategis untuk memiliki control atas keputusan dan sumberdaya.
2.
Melakukan perencanaan
strategis hanya untuk memenuhi persyaratan undang-undang atau akreditasi.
3.
Gagal
dalam mengkomunikasikan rencana kepada staf, yang senantiasa bekerja tanpa
panduan.
4.
Manajer tingkat atas
membuat banyak keputusan intuitif yang bertentangan dengan rencana formal.
5.
Manajer tingkat atas
tidak secara aktif mendukung proses perencanaan strategis.
6.
Gagal
menggunakan rencana sebagai standar untuk mengukur kinerja.
7.
Mendelegasikan
peencanaan kepada pembuat rencana, bukan melibatkan semua manajer.
8.
Gagal
melibatkan staf kunci dalam semua fase perencanaan.
9.
Gagal untuk menciptakan
iklim yang mendukung perubahan.
10.
Memandang perencanaan
sebagai sesuatu yang tidak perlu atau tidak penting.
11.
Menjadi terlalu sibuk
dengan maslah saat ini sehingga perencnaan tidak memadai atau tidak ada sama
sekali.
12.
Terlalu formaldalam
perencanaan sehingga fleksibilitas dan kretifitas tidak muncul.
BAB
II
VISI
dan MISI
Apa yang ada dibenak kita saat membaca
cerita semacam ini? “Dirumahnya, pak Dul mendirikan toko kelontong yang
menyediakan kebutuhan untuk masyarakat sekitar. Dalam jangka waktu sepuluh
sampai dua puluh tahun kemudian Pak Dul berangan angan bahwa tokonya itu
kemudian akan menjadi mini market dengan ukuran took yang jauh lebih besar
serta barang barang yang lebih komplit. Hal ini karena pak Dul melihat bahwa
lahan persawahan yang sangat luas yang persis berada didepan rumah dan
kampungnya saat ini sedang giat giatnya digarap oleh para pengembang untuk
dijadikan perumahan berkelas real estat.”
Atau bagaimana tanggapan kita dengan
cerita sukses seperti George Eastman? Ketika Eastman memulai usahanya pada
tahun 1880, ia hanya ingin agar fotografi menjadi popular dan murah. Berkat
produk yang tepat, produksi yang bersifat masal dan pemasaran yang cerdik,
akhirnya ia berhasil. Dalam proses itu, ia mendirikan sebuah perusahaan
multinasional dengan beragam produk. Pada tahun 1990, KODAK, perusahaan yang
didirikan olehnya, menghadirkan bermacam macam produk dari baterai hingga
penganalisis darah, dari vitamin C hingga CD, dan Kodak merupakan salah satu di
antara dua puluh lima perusahaan papan atas di Amerika Serikat.
2.1 Visi
Apa yang tersirat dari cerita diatas
adalah bahwa adanya unsure yang secara umum dikenal sebagai visi, dibalik kedua
cerita tersebut, Pak Dul dan took kelontongnya menunjukkan usaha untuk
menerjemahkan visi ke dalam aktivitas real, akan tetapi apa yang dilakukan oleh
Pak Dul ini masih berada pada tahap awal. Sedangkan George Eastman dengan
kodaknya merupakan kisah sukses dari visi yang telah diimplementasikan atau
direalisasikan sehingga menghasilkan bisnis yang dikelola oleh perusahaan
hingga mencapai level atau tingkatan perusahaan multinasional dengan memberikan
keuntungan yang luar biasa.
3.1.1 Definisi Visi
Ada beberapa definisi atau pengertian
tentang visi, diantaranya adalah:
a. Henry
Ford. Jika ada satu rahasia sukses, dasarnya adalah kemampuan untuk memahami
pandangan orang lain dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang dia sebaik
yang Anda miliki.
b. Henry
David T. Banyak hal yang tidak terlihat walaupun hal itu berada pada jangkauan
pandangan kita, karna hal itu tidak berada dalam jangkauan intelektual kita.
c. Kazuo
Wada – Yaohan International). Hal yang paling penting dibutuhkan dalam
kedudukan sebagai atasan adalah pandangan; suatu cita cita, suatu mimpi
mengenai masa depan yang semestinya.
Terdapat poin poin yang bisa
dipersamakan untuk menghasilkan suatu definisi singkat tentang visi dengan
menggunakan kalimat sederhana berikut:
Visi adalah suatu pandangan yang jauh
tentang perusahaan; tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Tampak adanya unsure waktu yang dinyatakan
dalam kata pandangan yang “jauh”. Satu hal harus diingat adalah bahwa factor
waktu sangat bersifat relative, artinya tidak ada patokan atau standar baku
bahwa yang dinamakan dengan visi berlaku untuk jangka waktu 5, 10, atau 20
tahun. Semuanya sangat tergantung kepada konteks, kepada situasi dan kondisi.
Banyak alat ilmu manajemen berupa model
yang membantu manajer dalam mengambil keputusan. Alat alat ini bersifat untuk
membantu manajer mengerti data, namun ada kekurangannya. Oleh karena itu, para manajer
efektif harus membuka diri terhadap perubahan dan mencoba mengatisipasi masalah
sebelum terjadi, bahkan lebih penting bagaimana melihat perubahan menciptakan
peluang. Untuk itu, para
manajer harus fleksibel dan perlu mengembangkan suatu visi.
3.2 Misi
Apabila seseorang
atau kelompok orang mendirikan organisasi atau perusahaan tidak hanya sekedar
berdiri atau tidak sekedar ikut ikutan meskipun pada kenyataannya hal tersebut
sering terjadi. Contoh paling sederhana adalah ketika bisnis properti sedang marak
maraknya terutama di wilayah Jabotabek maka orang ramai ramai mendirikan
perusahaan properti. Tapi secara logika orang mendirikan organisasi atau
perusahaan pasti mempunyai tujuan. Misi perusahaan merupakan tujuan dan alasan
mengapa perusahaan ada. Misi akan memberi arah
sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
3.2.1 Mengapa
Misi Penting
Misi di dalam
perusahaan/organisasi menjadi sesuatu yang penting dan ada beberapa alas an
mengapa misi dikatakan penting, sebagai berikut:
1.
Membantu
untuk lebih memfokuskan usaha pencapaian tujuan.
2.
Membantu
mencegah terjadinya konflik dalam organisasi.
3.
Memberikan dasar bagi
pengalokasian sumber daya.
4.
Menetapkan kerangka
tanggung jawab dalam perusahaan.
5.
Sebagai dasar dalam
pengembangan organisasi.
3.2.2 Informasi Dalam Statement Misi:
Dalam statement misi banyak informasi
yang dapat kita dapatkan tentang organisasi atau perusahaan. Seluruh informasi
tersebut bersifat spesifik dan langsung berhubungan dengan organisasi atau
perusahaan yang bersangkutan beberapa informasi dasar yang biasanya terdapat
dalam statement misi adalah:
1.
Customer
2.
Produk atau Jasa
perusahaan
3.
Pasar
4.
Teknologi
5.
Tujuan/objective
6.
Filosofi perusahaan
7.
Concern untuk
pertumbuhan, keuntungan, survive
8.
Concern terhadap
karyawan
9.
Image
Visi dan Misi
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
statement misi lebih ditujukan untuk menjawab pertanyaan, “What is our
business”, sedangkan visi untuk menjawab pertanyaan.”What do we want to
become”.
Dengan membaca kedua statement baik visi
maupun misi maka orang akan tahu perusahaan apa yang memiliki statement
tersebut serta hendak kemana perusahaan itu akan dibawa atau akan berkembang
menuju kemana.
BAB
III
Analisa
Lingkungan Eksternal
Perubahan akan
selalu terjadi, dan pada era globalisasu perubahan berlangsung dengan cepat dan
dalam intensitas yang tingi pula. Perubahan itu juga terjadi pada lingkungan
bisnis baik yang memberikan pengaruh baik maupun memberikan pengaruh buruk.
Perubahan pada lingkungan tersebut harus terus diantisipasi karena pengaruh
yang signifikan akan menentukan koreksi yang harus dilakukan terhadap strategi
atau bahkan mungkin juga dapat mempengaruhi visi dan misi perusahaan.
3.1 Pengertian Analisa Lingkungan
Analisa lingkungan
adalah proses monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk
mengidentifikasikan peluang dan tantangan yang mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk mencapai tujuannya.
3.2 Tujuan Analisa Lingkungan
Tujuan dilakukannya
analisa lingkungan adalah agar organisasi dapat mengantisipasi lingkungan
organisasi sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat untuk kesuksesan
organisasi.
Untuk maksud
tersebut, banyak sekali pengelompokkan variabel yang diperkirakan berpengaruh
nyata terhadap pencapaian tujuan organisasi.
3.3 Lingkungan Eksternal
Bisa dikatakan
sebagai komponen atau variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar
organisasi/perusahaan. Komponen tersebut cenderung berada diluar jangkauan
organisasi, artinya organisasi/perusahaan tidak dapat melakukan intervensi
terhadap komponen tersebut. Komponen tersebut lebih cenderung diperlakukan
sebagai sesuatu yang given atau mau tidak mau harus diterima, tinggal bagaimana
organisasi berkompromi atau menyiasati komponen tersebut.
3.4 Dimensi
Analisa Lingkungan Eksternal
Teknologi
Salah satu dimensi dalam
analisis lingkungan adalah trend perubahan teknologi atau
penerapan teknologi yang berkembang di
pasar atau industri yang selanjutnya akan mempengaruhi strategi. Perubahan
teknologi akan menghadirkan peluang dan sebaliknya adanya alternatif teknologi
baru juga akan menghadirkan ancaman. Sebagai
contoh, industri televisi kabel, yang
mempermudah dan lebih jelas dalam menikmati siaran televisi di rumah
dibanding televisi dengan bantuan dari sinyal satelit.
Dampak Teknologi Baru
Hal ini merupakan masalah penting,
kadang-kadang justru menjadi masalah kritis untuk mengatasi transisi perubahan ke teknologi baru. Karena kadang-kadang teknologi
suatu saat bisnis
ada yang sukses tetapi kadang juga justru tiba-tiba
menjadikan bisnis menjadi tidak sehat.
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan yang dapat berpengaruh sesaat dalam memprediksi dampak
teknologi baru. Pertama,
penjualan produk dengan teknologi lama tetap
dilanjutkan untuk waktu tertentu,
karena dengan demikian perusahaan
akan dapat mengantisipasinya.
Perubahan teknologi tidak sekaligus langsung
berpengaruh dalam suatu produk tetapi masih perlu waktu.
Kedua,
adalah relatif sulit untuk
memprediksi hasil nyata dari
suatu teknologi baru, karena butuh studi yang mahal untuk pemanfaatan pertama
kalinya. Biasanya pemanfaat
berjalan dari sebagian pasar
atau produk, tidak langsung seluruh produk akan berubah.
Daur Hidup
Teknologi.
Beberapa teknologi memiliki daur hidup. Sebagai contoh dalam industri printer komputer, yaitu printer dot matrix dan ink jet systems mengalami penurunan dan printer laser
mengalami masa pertumbuhan, sementara
teknologi lainnya baru akan mulai.
Richard
N. Foster mengajukan tiga
tanda-tanda suatu teknologi akan memasuki masa penurunan dan siap
untuk diganti yang lain :
1.
Tingkat
kinerjanya mendekati kendala secara phisik.
2.
R & D
hasi kerjanya menjadi tidak efektif dan
orientasi kerjanya lebih banyak
pada prosesnya dari pada menghasilkan
suatu produk baru.
3.
Sebagian kecil
pesaing ber ekperimen dengan teknologi alternativ yang
kelihatannya beresiko dan
tidak ekonomis.
Ramalan Tehnologi Baru.
Sebuah study menunjukkan bahwa keberhasilan permalan perubahan teknologi dimasa
lalu bisa diaandalkan. Richart N Foster memperlihatkan lebih dari
21 artikel mengenai arah dan kejadian yang ditun-jukkan dalam majalah Fortune selama
tahun 1930-1940. Ada sebuah artikel tahun 1940 yang membuat
ramalan akan adanya vitamin
sintesis , putusnya mata rantai genetika, masa penurunan kereta api, kegemaran
nonton TV di setiap rumah, peran penting
jalan raya bebas hambatan. Dari studi
tersebut terlihat bahwa ada dampak
yang cukup sensitif dalam suatu
pengembanganteknologi pada teknologi lainnya. Maka disinilah perlu adanya analisis dampak silang (cross impact).
Pemerintah
Adanya perubahan dan munculnya undang-undang atau peraturan baru dapat menampilkan ancaman dan
peluang. Ada Contoh : beberapa produk bahan makanan atau kosmetik
memperlihatkan damapak yang
dramatis terhapa strategi berbagai perusahaan. Adanya
deregulasi perbankan mempun-yai pengaruh yang terhadap maraknya industri
perbankan.
Ada suatu studi yang menyatakan bahwa isu-isu yang
dikeluarkan pemerintah akan
berdampak dalam putaran delapan tahunan
(Earl C. Gottschalk, Jr.
WallStreet Journal, 1982). Pada
lima tahun pertama, beberapa isu belum kentara tapi bisa dideteksi mas
media dan beberapa masyarakat. Pada tahun kelema atau keenam pers nasional menjadi interes, dan akhirnya tindakan pemerintah
ada hasilnya.
Ekonomi
Evaluasi
strategi termasuk mempertimbangkan
tentang ekonomi, terutama inflasi dan dasar kondisi kesehatan ekonomi
yang diukur dari tingkat
pengangguran dan pertumbuhan ekonomi.
Investasi pada industri
padat modal membutuhkan waktu yang tepat pada situasi ekonomi yang
sehat daripada saat ekonomi lesu.
Biasanya dalam kenyataan
lapangan cukup dengan melihat kondisi
ekonomi pada umunya akan dapat mengukur kesehatan ekonomi indus-tri individual.
Pada tahun 1980-an contohnya terjadi depresi lebih hebat pada pasar automobil dan
industri terkait seperti besibaja,
daripada kondisi ekonomi kebanyakan lainnya.
Peramalan tentang kondisi valuta asing akan relevan jika dikaitkan dengan suatu industi
dengan pesaing multinatsional.
Dengan demikian maka
analisa neraca pembayaran dan
faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai valuta asing
perlu dilakukan. Contoh di sebagaian
besar industri automobil sangat
sensistif terhadap perubahan nilai valuta asing.
Kebudayaan
Bahwa
arah perubahan budaya dapat
mendatangkan ancaman dan peluang sepanjang ada kesuaian dengan peru-sahaan. Pendirian toko pengecer pakaian
akan sangat baik didasarkan studi tentang proyeksi gaya hidup
wanita. Bahwa mereka
sering keluar rumah untuk
mengisi waktu luang dengan berbelanja dan lebih banyak
bekerja untuk mendapatkan jabatan.
Mereka masing-masing mempunyai kesimpulan yang ada hubungannya
dengan perancang pakaian produk terkenal dan strategi harga .
Demografi
Tren demografi
dapat menjadi kekuatan utama yang
mendasari kekuatan pasar. Beberapa varabel
demograpi meliputi umur, pendapatan, pendidikan dan letak grograpi.
Apakah faktor demografis mempengaruhi
arah ukuran pasar atau bagian pasar ? Apakah demografis menunjukkan peluang atau ancaman.
Ledakan
bayi yanglahir 77 juta atau 31
% dari populasi AS telah membuat dari mereka sendiri
seolah-olah merasa bergerak melewati
perputaran hidupnya. Lonjakan
kelahiran bayi terakhir yang hampir
separuh kelahiran itu merupakan kelahiran pertama bagi orangtuanya, hal itu berarti bahwa ada pasar bagi produk
bayi tanpa harus membangun
kepercayaan terhadap suatu merk. Populasi
tehnis bertambah secara cepat dan
mendukung semua perusahaan dan industri mempengaruhi dengan baik
garis besar strategi
perusahaan. Contohnya populasi
hispanik tumbuh lebih cepat sekitar lima
kali lebih cepat daripada
populasi non hispanik dan mencapai penda-pat yang baik. Populasi Asia dan AS
sekitar 5 juta orang di AS akan bertambah 165 % pada tahun 2000.
Gerakan
bisnis dan populasi kedalam
luas yang berbeda pada
suatu negara mempunyai
implikasi pada beberapa pelayanan
organisasi seperti pada komisi kamar
dagang pengusaha realistis dan perubahan asuransi. Lebih jauh kebangkitan luas
urban di pusat kota telah mempun-yai
implikasi pertimbangan kepada develeper real
estate dan pengecer seperti
pada awal perkembangan
daerah pinggiran.
Suatu studi telah menmadai kekuatan dan kelanjutan
arah menuju pertumbuhan populasi
wanita diantara umur 40-70
tahun. Kelompok ini memiliki
pendapat perkapita lebih
tinggi mempunyai waktu luang lebih
banyak dan mempunyai urusan
rumah yang leibh
sedikit daripada wanita yang lebih muda. Sedikit tambahan wanita-wanita ini lebih boros dalam
membelanjatkan uang dari pada masa mudanya. Studi menjelaskan bahwa wanita
model ini tidak puas dengan pilihan
produk yang ada karena secara rela-tif hanya
sedikit produk yang diperuntukkan mereka.
Hal ini memungkinkan kesempatan yang nyata
bagi produk-produk yang
dikhususkan pada wanita dewasa.
0 komentar:
Posting Komentar