Allah menggambarkan tentang kepedihan mati dalam ayat-ayat
yang terdapat di bawah ini:
وَجَآءَتْ
سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۖ ذٰلِكَ مَا
كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah
yang kamu selalu lari daripadanya. ﴾
Qs. Qaaf [50]: 19 ﴿
وَلَوْ
تَرَىٰٓ إِذِ الظّٰلِمُونَ فِى
غَمَرٰتِ الْمَوْتِ
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu
orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakaratul maut. ﴾ Al An'am [6]: 93 ﴿
فَلَوْلَآ
إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ .
وَأَنتُمْ
حِينَئِذٍ تَنظُرُونَ
Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal
kamu ketika itu melihat, ﴾
Al Waaqi'ah [56]: 83-84 ﴿
Amr bin Al Ashh berkata, “Wahai anakku kematian itu membuat
aku sangat takut sehingga membuat lidah aku menjadi gagap. Kematian itu membuat
aku bagaikan bernafas dari lubang jarum. Kematian itu bagaikan dahan yang
berduri yang ditarik dari ujung kaki sampai ke kepala saya.”
(Sumber: Shahih Tanda-Tanda Kiamat dan Kehidupan Sesudahnya;
Musthafa Abu An-Nashr As-Silbi)
***
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ
وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ
زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ
الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali
Imran:185].
أَيْنَمَا
تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي
بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. [An Nisa’:78].
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي
تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاَقِيكُمْ
ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari
daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu
akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". [Al Jumu’ah:8].
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ
يَعْنِي الْمَوْتَ
Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.
[HR Ibnu Majah, no. 4.258; Tirmidzi; Nasai; Ahmad].
Dalam riwayat Ath Thabrani dan Al Hakim terdapat tambahan:
أَكْثِرُوا
ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ : الْمَوْتَ
, فَإِنَّهُ لَمْ يَذْكُرْهُ أَحَدٌ
فِيْ ضِيْقٍ مِنَ الْعَيْشِ
إِلاَّ وَسَّعَهُ عَلَيْهِ , وَلاَ ذَكَرَهُ فِيْ
سَعَةٍ إِلاَّ ضَيَّقَهَا عَلَيْهِ
Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.
Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit
kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidup
atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas
(kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup
atas orang itu. [Shahih Al Jami’ush Shaghir, no. 1.222; Shahih At Targhib, no.
3.333].
***
*Semoga Bermanfaat*
0 komentar:
Posting Komentar