A.LATAR
BELAKANG REFORMASI
Gerakan reformasi protestan yang
dipelopori martin Luther, Johanes calvin, john knox dan lain-lain berdampak
luas terhadap sejarah pemikiran sosial, keagamaan dan politik Eropa. Gerakan
ini pada mulanya hanyalah rangkaian protes kaum agamawan dan penguasa jerman
terhadap kekuasaan inperium katolik romawi. Meskipun tetap mempertahankan
prinsip-prinsip utama katolisisme seperti kepercayaan pada ketuhanan dan
dwisifat yesus dan Trinitas (Tuhan Allah, Bapak, dan Roh Kudus), reformasi ini
melahirkan paradigma baru dalam melihat ritus-ritus keagamaan dan etos
kapitalisme Barat. Gerakan ini telah meletakkan dasar filosofis keagamaan
perkembangan kapitalisme dan negara bangsa di Barat. Maka tidak berlebihan bila
Niebuhr menyebut Reformasi sebagai fase keagamaan modern peradaban Barat.
Gerakan reformasi protestan
merupakan tahap lanjutan dari gerakan Renaisans Italia, Meskipun demikian
terhadap perbedaan ciri fundamental antara keduanya. Gerakan Renainsans
melahirkan prinsip nikmat hidup, manusia pada hakikatnya baik, percaya pada
akal toleransi sedangkan gerakan Reformasi menekankan prinsip bahwa akhirat dan
kehidupan spiritual lebih penting dari pada kehidupan dunia, manusia pada
dasarnya corruptdan bejat moralnya, percaya pada keiimanan dan konformitas.
Keduanya juga lahir karena pengaruh perkembangan kapitalisme, perdagangan dan
markantilisme yang marak berkembang pada abad XIV-XVI. Selain itu Renaisans dan
Reformasi muncul sebagai akibat perlawanan gigih terhadap dominasi lembaga
kepausan dan gereja abad pertengahan.
Berdasarkan
tulisan Burns dan Ralph, World Civilization (1964) dan beberapa karya lain
bahwa munculnya Reformasi protestan Eropa karena alasan-alasan keagamaan.
Gerakan reformasi protestan pada hakikatnya merupakan produk terhadap
perlawanan gereja katolisisme.
Penyimpangan itu terjadi karena
dalam berbagai bentuk.
Banyak
pemuka katolik memeperoleh posisi sosial keagamaan melalaui cara-cara yang
tidak etis dan amoral. Mereka tak segan-segan menyogok pertinggi gereja untuk
berkuas, misalnya yang terjadi dalam kasus paus Leo X. Ironisnya mereka yang
kemudian berkuasa karena menyogok melakukan tindakan tak terpuji seperti
korupsi dan manipulasi atau komersialisai jabatan.
Ada
juga paus yang berpilaku amoral karena menyangkut hubungan dengan wanita seperti
yang terjadi dalam kasus Alexander VI. Paus yang berkuasa pada saat berkuasa
saat Reformasi Protestan meletus ini, diketahuai memiliki delapan anak haram.
Kasus-kasus ini mengakibatkan terjadinya demoralitas dikalangan pemuka agama. Moraliata pemuka agama kehilangan
legimitasi sakralnya dimata umat katolik.
Penjualan
surat-surat pengampun dosa (indulgencies) merupakan penyimpangan lainnya yang
turut memicu lainnya yang turut memicu lahirnya Reformasi Protestan. Dengan
alasan keagamaan membangun gereja santo petrus do Roma Vatikan paus
mengumpulkan dana melalui penjualan surat-surat itu. Bahkan paus
mendeklarasikan bahwa surat pengampunan itu juga bisa menghapus dosa
orang-orang (sanak keluarga, sahabat, dan lain-lain) yang telah meninggal
dunia.
Penyimpangan
keagaman juga terjadi dalam acara sakramen suci. Gereja katolik dianggap
menjadi agen utama terjadinya veneretaon of relics; sakramen suci atau ritus
pemujaan terhadap benda-benda keramat atau tokoh-tokoh suci (Yesus, Bunda Maria
dan para Santo). Menurut kaum Reformator, saakramen, pemujaan, dan kultus itu
menimbulkan Takhayul dan mitologisasi yang tidak masuk akal. Augutisme yang
mengesumsikan manusia hanya sebagai wayang dihadapan tuhan dianggap sebagai
penyebab fatalisme sosial.
Penyimpangan agama tidak dengan sendirinya bisa melahirkan gerakan
reformasi protestan seandainya tanpa diiringi terjaadinya perkembangan
kapitalisme dan krisis-krisis ekonomi dikawasan inperium roma. Inilah faktor
ekonomis yang mengakselarasi kelahiran gerakan reformasi, sejak abad (XIV-XVI)
membawa dampak serius terhadap doktrin keagamaan, dari segi doktrin keagamaan
perkembangan kapitalisme menuntut rinterpretasi (penafsiran uang) terhadap
doktrin katoliksisme, misalnya tentang ajaran pembungaan uang. Gerakan Reformasi,
sebagai gerakan-gerakan sosial lainnya, timbul akibat penarikan pajak-pajak
yamg dirasakan berat. Dalam kasus Reformasi, masalah pajak ternyata menimbulkan
krisis ekonomi serius. Kewajiban membayar pajak kepada lembaga-lembaga
keagamaan meneybabkan kas gereja(Roma Vatikan) melimpah ruah dan dibangun
gereja-gereja vatikan. Tuntutan itu semakian menguat ketika mereka mengetahui
sebagai pajak digunakan kepentingan pribadi pengemuka agama. Gerakan reformasi
yang mentuntut penghentian pajak itu tentu saja mendapat dukungan kaum
bangsawan ini. Dengan motivasi sama-sama anti kewajiban pajak, kaum reformator
dan kaum bangsawan lokal menetang kekuasaan kepausan. Kaum bangsawan atau
penguasa lokal mempunyai peran penting dalam membidani lahirnya gerakan reformasi
protestan. Gerakan reformasi jerman dibawah pimpinan luther, sebagaimana dicatat sharma, menimbulkan semangat
federalisme yang mengakibatkan imperium suci romawi mengalami demoralisasi dan
tumbuhnya benih-benih semangat nasionalisme dan saparatisme. Hak atau kekuasaan
raja itu menurut luther bersifat suci (sakral). Negara dengan demikian,
merupakan sebuah lembaga politik yang suci. Pemikiran luther ini menurut sharma
telah menumbukan benih-benih royal absolutisme (kekuasaan mutlak para jerman
dibawah pimpinan luther sebagai sebuah sebagai sebuah gerakan keagamaan
berdampak serius terhadap praktik dan pemikiran politik barat. Bagi luther
kerja keras untuk memper oleh kekayaan ekonomi dan status sosial bukanlah suatu
dosa tetapi justru merupakan suatu bentuk pengabdian kepada tuhan. Dengan kerja
keras, orang akan memperolehkan rahmat tuhan. Luther menurut weber telah
mensobrdinasikan kegiatan-kegiatan duniawi atau kegiatan ekonomi sebagai bagian
dari kewajiban atau nilai-nilai spiritual dan asketisme keagamaan. Dengan
gagasan ini, luther telah memunculkan suatu moralitas kapitalis (capitalistic
morality) yang tidak pernah ada dalam ajaran monastisisme katolik abad
pertengahan.
PEMIKIRAN JOHN CALVIN (CALVINISME)
John
calvin merupakan tokoh penting lainya dalam gerakan reformasi protestan .
Sebagaimana Luther, calvin telah meletakan dasar dasar teologis, filosofis dan
intelektual.bedanya adalah pemikiran calvin lebih radikal dibanding luther .
Luther di nilai agak konserfatif. Calvinisme , sangat berpengaruh terhadap
perjalanan sejarah Eropa modern. Ia merupakan salah satu Fondasi doktrinal
terpenting kemajuan peradaban kapitalis Eropa di abad moder.
Pemikiran Calvin yang kemudian
menjadi basis teologi terpenting prostestantismeadalah gagasan datentang takdir.
Takdir manusia menurut Calvin telah di tentukan oleh tuhan. Siapa pun tidak
bisa mengubahnya, bahkan pastor sekalipun. Manusia yang selamat atau celaka di
dunia manapun di akhirat kelak menang telah di tulis nasibnya demikian. Nasib
manusia sepenuhnya ditentukan oleh adat dan Tuhan. Ia tidak lebih hanya wayang
dalam kehidupan di dunia ini. Tuhanlah yang menjadi dalangnya.
Manusia juga di tuntut untuk
berjuang tanpa henti, melawan semua nafsu hewaninya. Tetapi calvin mengingatkan
, caranya bukanlah dengan menjalani
kehidupan monastik.
Menurut Calvin sumber segala dosa
adalah perbuatan menyia nyiakan waktu . Mengenai askestisme Calvinis itu, Weber
berkomentar, Pemborosan waktu adalah dosa terbesar. Pemborosan waktu untuk hal
hal yang sia sia pergaulan sosial, bicara tak tentu arah , foya foya, tidur
berlebihan kecuali untuk kesehatan dikutuk Tuhan dan merupakan dosa moralitas
tak terampuni.
Maka sementara manusia harus percaya
takdir Tuhan, ia juga harus bekerja keras meraih rahmat Tuhan itu. Menurut
Nurcholish doktrin imam al Asy’ ari mengenai al fadl ( kemurahan; inggris;
grace) dalam kaitannya dengan doktrin al kasb (usaha; inggris; acqusition).
DAMPAK REFORMASI PROTESTAN DI
BARAT.
Gerakan reformasi menumbuhkan benih
benih gerakan demokrasi politik. Gerakan reformasi telah menumbuhkan kesadaran
individual akan pentingnya hak hak politik. Reformasi merupakan awal lahirnya
gagasan demokrasi yang dijiwai oleh etika dan nilai nilai keagamaan. Reformasi
juga bertanggung jawab terhadap intoleransidan perang perang sodara dan agama
di barat yang berlangsung secara intens selama berabad-abad.
Konflik antara penganut katolik dan
protestan juga menimbulkan perang
saudara yang hampir menghancurkan perancis. Sejarawan tercatat telah terjadi
delapan kali terjadi perang saudara sejjak 1562- 1593. Kota, desa, keluarga,
mengalami keretakan sosial dan keagamaan. Karena perbedaan paham agama terjadi
pertikaian yang sering berakhir pada peristiwa pembantaian massal. Di msa awal
reformasi di perancis, terjadinya pembunuhan dan serangan-serangan senjata.
Reformasi
juga juga telah menyulut terjadinya pembantaian massal dalam peristiwa berdarah
pada malam St. Bartholomeus. Di Belanda Reformasi juga telah memicu terjadinya
pemberontakan rakyat, terutama kaum tani. Rakyat yang menolak membayar pajak
dibantai.
Kedua, Reformasi juga mengakibatkan
terbelahnya agama kristen menjadi sekte-sekte kecil. Meskipun ditinjau dari
segi fundamentalnya sekte-sekte itu
tidak memiliki prinsip yang berbeda, tetapi timbulnya hal ini menyebabkan kesan
keretakan serius dalam agama kristen. Akbiatnya adanya sakte-sekte ini, eropa
terbelah secara keagamaan; jerman utara dan negara-negara skandanavia (swedia
dan norwegia),menganut Luheranisme; skotlandia, belanda,switzerland dan per
ancis menganut Calvinisme negara-negara Eropa lainnya seperti Spanyol dan
Italia tetap menganut katolisisme (Ortodoks).
0 komentar:
Posting Komentar