BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan suatu
bangsa memerlukan aset pokok yang disebut sumber daya (resources), baik sumber
daya alam, maupun sumber daya manusia.Kedua sumber daya tersebut sangat penting
dalam menentukan keberhasilan suatu pembangunan.
Sumber daya manusia
dapat dilihat dari dua aspek, yaitu : kuantitas dan kualitas. Kuantitas adalah
Sumber daya Manusia. Kuantitas sumber daya manusia tanpa disertai dengan kualitas
yang akan menjadi beban bagi pembangunan suatu bangsa. Sedangkan kualitas
Sumber Daya Manusia adalah mutu Sumber
Daya Manusia yang menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik, maupun non fisik.
Untuk kepentingan akselarasi suatu pembangunan di bidang apapun, peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia merupakan salah satu syarat utama. Oleh sebab itu
untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dapat dilakukan melalui
pendidikan.
Pembangunan Sumber Daya
Manusia secara makro merupakan hal yang penting dalam rangka meningkatkan mutu
Sumber Daya Manusia dan untuk mencapai tujuan pembangunan secara efektif dan
efisien. Pengembangan Sumber Daya Manusia yang terarah dan terencana disertai
dengan pengelolaan yang baik dapat menghemat sumber daya alam, karena pengolahan
dan pemakaian sumber daya alam dapat dilakukan dengan lebih berdayaguna dan
berhasilguna.
Pendidikan tinggi
mempunyai peran dalam pembangunan bangsa, karena akan mendidik ilmuan yang
berwawasan dan tenaga kerja professional yang mampu terampil untuk melaksanakan
tugas pembangunan bangsa.
Bila pembangunan tidak
dapat disamakan dengan pertumbuhan, dengan sumber-sumber alam, dengan kekayaan
saja maka pembangunan tidak berfungsi, pembangunan merupakan suatu proses
belajar. Pelajaran-pelajaran yang harus dikuasai dalam pembangunan adalah
kemampuan menyesuaikan diri dengan teknologi-teknologi dan pola-pola
kependudukan baru, cara produksi yang baru, kesadaran politik yang baru,
artinya bagaimana memecahkan permasalahan yang timbul dewasa ini.
Bentuk pelajaran yang
merupakan bagian penting dalam pembangunan ialah proses yang sukar
didefinisikan dan yang dapat disebut proses belajar sosial. Belajar secara
sosial mengandaikan suatu lingkungan yang juga dapat belajar dan yang
ditentukan oleh interaksi dengan organisasi-organisasi yang juga dapat
belajar.Perubahan-perubahan yang ada untuk memenuhi kebutuhan belajar dalam
bidang pembangunan.Maka jelas harus ada suatu informasi kearah kawasan sekitar
kota-kota besar yang dapat sampai pada penduduk yang paling miskin juga lewat
lajur-lajur komunikasi tradisional seperti Kepala Daerah, Desa Pelayanan dan
system pendidikan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pentingnya
SDM dalam Pencapaian Pembangunan Daerah
2. Bagaimana mengatasi
masalah Peningkatan SDM dalam upaya Pembangunan
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
masalah-masalah Peningkatan SDM dalam upaya mencapai tujuan Pembangunan suatu
Daerah
2. Untuk mengetahui
langkah-langkah mengatasi masalah Peningkatan SDM dalam upaya mencapai tujuan
Pembangunan
3. Untuk mengetahui
Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Birokrasi.
1.4. Landasan Teori
Sebelum melangkah lebih
lanjut, ada baiknya kita kembali ke pengertian awal untuk memahami hal ini. Apa
yang dimaksud dengan sumber daya manusia?. Mari kita lihat menurut pendapat
para ahli.
1. Sonny Sumarsono
(2003, h 4), Sumber Daya Manusia atau human recources mengandung dua
pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam
proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan
oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa.
Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan
jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan
yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat.
2. Mary Parker Follett Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah suatu seni untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui
pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang
diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu
sendiri.
Definisi ini, yang
dikemukakan oleh Mary Parker Follett, mengandung arti bahwa para manajer
mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk
melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlakukan, atau dengan kata lain dengan
tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
Penigkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia.
1. Bitner dan Zeithaml
(dalam Riorini, 2004:22) menyatakan untuk dapat meningkatkan performance
quality (kualitas kerja) ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan
yaitu dengan memberikan pelatihan atau training, memberikan insentive atau
bonus dan mengaplikasikan atau menerapkan teknologi yang dapat membantu
meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.
2. Sunu (dalam Flippo, 1995:91)
menyatakan bahwa penting untuk menciptakan lingkungan untuk meningkatkan
kualitas kerja, yaitu: Tanggung jawab dan kepentingan pimpinan untuk
menciptakan lingkungan peningkatan kualitas. Nilai, sikap dan perilaku yang
disetujui bersama diperlukan untuk meningkatkan mutu, Sasaran peningkatan kualitas yang diterapkan
oleh organisasi, Komunikasi terbuka dan kerja sama tim baik, Pengakuan dapat
mendorong tindakan yang sesuai dengan nilai, sikap dan perilaku untuk
meningkatkan mutu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM )
Manajemen sumber daya
manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi
segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Proses
ini terdapat dalam bidang /fungsi produksi, pemasaran, keuangan, ataupun
kepegawaian. Karena sumberdaya manusia(SDM) diangggap semakin penting perannya
dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka berbagai pengalaman dan hasil
penelitian dalam bidang SDM dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang di
sebut manajemen sumber daya manusia. Istilah “ manajemen mempunyai arti sebagai
pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage (mengelola) sumber daya
manusia.
Dalam usaha pencapaian
tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi manajemen bukan hanya terdapat
hanya pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang dan
lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya manusia)
yang mengelola factor produksi lainnya tersebut. Namun, perlu di ingat bahwa sumber
daya manusia manusia sendiri sebagai faktor produksi, seperti halnya factor
produksi yang lainnya, merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan
dan menghasilkan keluaran (output). Karyawan baru yang belum memilii
keterampilan dan keahlian dilatih, sehingga menjadi karyawan yang terampil dan
ahli. Apabila dia dilatih lebih lanjut serta diberikan pengalaman dan motivasi,
dia akan menjadi karyawan yang matang. Pengolahan sumber daya manusia inilah
yang disebut Manajemen SDM.
2.2. Pentingnya SDM yang Berkualitas
Dalam suatu Pembangunan Nasional maupun Daerah
Dalam suatu organisasi, sumber daya
manusia bukan hanya sebagai alat dalam produksi tetapi memiliki peran penting
dalam kegiatan produksi suatu organisasi. Kedudukan SDM saat ini bukan hanya
sebagai alat produksi tetapi juga sebagai penggerak dan penentu berlangsungnya
proses produksi dan segala aktivitas organisasi. SDM memiliki andil besar dalam
menentukan maju atau berkembangnya sutau organisasi. Oleh karena itu,
kemajuan suatu organisasi ditentukan
pula bagaimana kualitas dan kapabilitas SDM di dalamnya.
Organisasi yang dimaksud tidak
terkecuali organisasi pemerintahan. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah sama-sama memerlukan SDM yang berkualitas dan memiliki kapabilitas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan memajukan daerahnya dengan
meningkatkan daya saing daerah. Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan
publik dan menigkatkan daya saing daerah, diperlukan SDM yang mampu memahami
bagaimana menciptakan metode pelayanan yang maksimal sehingga dicapai pelayanan
yang prima bagi masyarakat dan mampu melihat potensi yang dimiliki daerah
kemudian menciptakan inovasi dalam memanfaatkan potensi daerah.
Di era otonomi daerah, dimana
kewenangan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan terutama pelayanan
masyarakat yang sudah diberikan kepada daerah menuntut masing-masing daerah
berlomba-lomba memperbaiki sistem pelayanan publik di tingkat daerah. Perbaikan
pelayanan publik tersebut akan terwujud apabila ada political will dari
pimpinan yang didukung oleh bawahan atau para pegawai daerah ataupun
sebaliknya, kesadaran itu muncul dari bawahan yang kemudian diakomodasi dan
didukung oleh atasan. Begitu juga dalam hal peningkatan daya saing daerah,
membutuhkan SDM-SDM yang memiliki kemampuan dalam menggali dan memanfaatkan
potensi daerah sehingga apa yang dimiliki daerah dapat dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat daerah.
Dalam hal ini posisi kepala daerah
turut menentukan bagus tidaknya pelayanan publik yang diberikan di daerahnya.
Tidak dapat dipungkiri, peran kepala daerah dalam menentukan arah pembangunan
daerah sangat besar. Apabila tidak ada political will dari pimpinan,
usaha-usaha perbaikan tidak dapat dilakukan. Selain itu, dibutuhkan kepala
daerah yang memang mampu dibidangnya, tanggap, kritis, memiliki kreatifitas dan
inovasi yang tinggi dan kemauan yang kuat merubah daerahnya lebih baik. Untuk
itu diperlukan pembinaan kader-kader politik dengan membekali pendidikan serta
pengetahuan yang luas mengenai kearifan lokal dan pentingnya daya saing daerah.
Selama ini kepala daerah sebagian besar berasal dari parpol, dengan demikian
pembinaan kader politik dapat dilakukan oleh partai yang bersangkutan dan memberikan
mereka tanggungjawab untuk menelurkan kader-kader politik yang berkualitas.
SDM-SDM di daerah
khususnya yang bekerja di pemerintaha daerah, turut menentukan mampu tidaknya
suatu daerah dalam menciptakan pelayanan publik yang prima dan meningkatkan daya
saing daerah. Dengan demikian, orang-orang yang duduk dalam pemerintahan daerah
atau biasa disebut dengan PNS daerah, haruslah orang-orang yang memiliki
kemampuan dan kapabilitas dalam melaksanakan tugasnya, tidak hanya tugas harian
tetapi juga mampu menciptakan program-program baru dan inovatif di
pemerintahan daerah.
Kondisi selama ini PNS di daerah
diterima hanya melalui seleksi secara umum, belum ada sistem perekrutan sesuai
spesialisasi kerja. Sehingga ketika mereka ditempatkan di pemerintahan, kinerja
mereka hanya sebatas tugas yang dibebankan kepada mereka tanpa memberikan
kontribusi serta inovasi yang lebih dalam penentuan maupun pelaksanaan
program-program pemerintah. Selain itu, banyak sekali kasus KKN yang terjadi di
daerah ketika perkrutan PNS. Tidak sedikit dari mereka membayar ratusan juta
kepada calo agar mereka bisa diterima sebagai PNS. Jadi, kinerja mereka bukan
berdasar keahlian serta motivasi untuk berkontribusi kepada daerah, dampaknya
buruknya dirasakan oleh masyarakat yang tidak memperoleh pelayanan dengan baik.
Kurangnya orang-orang yang berpotensi, ahli dan inovatif dalam struktur
pemerintahan daerah, membuat pemerintah daerah mandek, monoton, dalam
menjalankan program daerah seperti program sebelumnya. Jadi daya saing daerah
pun lemah, yang terjadi, tujuan dari otonomi daerah tidak dapat terwujud.
Apabila pembukaan kesempatan CPNS
di daerah diadakan bukan berdasarkan kebutuhan serta jobdesk yang ada, akan
semakin menurunkan efisiensi dan efektifitas kinerja Pemerintah Daerah. Sudah
bukan kabar langka lagi PNS di daerah memiliki citra yang buruk seperti datang
tidak tepat waktu dan pulang lebih awal. Kondisi itu jelas akan berpengaruh
langsung terhadap pelayanan publik yang diberikan, dampaknya masyarakat semakin
sulit mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan, padahal teorinya, pejabat
pemerintah adalah pelayan masyarakat, tetapi malah mereka yang dilayani oleh
masyarakat.
2.3. SDM Sebagai Pilar
suatu Pencapaian Pembangunan
Karena pada dasarnya
manusialah yang menjadi pelaku dan penentu. SDM seperti apa yang diperlukan,
Yaitu SDM yang memiliki: moral yang baik (good morality), kemampuan
kepemimpinan (leadership), kemampuan manajerial (managerial skill), dan
kemampuan teknis (technical skill). Seorang kepala daerah perlu didukung oleh
aparat yang mempunyai empat kualifikasi tersebut, diberbagai level jabatan dan
fungsinya.
Moral yang baik menjadi
prasyarat utama. Karena tanpa moral yang baik,
semua kebijakan, sistem, program maupun kegiatan yang dirancang akan menjadi
sia-sia. Tentunya kita menyaksikan terjadinya krisis moneter yang dimulai tahun
1997 lalu, kemudian krisis ekonomi, krisis kepemimpinan, dan masih terus
berlanjut yang hingga sekarang masih dirasakan dampaknya. Sebab utama
terjadinya krisis itu tidak lain adalah rendahnya moral sebagian pengambil
kebijakan negeri ini.
Moral yang baik akan
menghasilkan sebuah pemerintahan yang bersih dari tindakan korupsi, kolusi, dan
nepotisme demi kepentingan pribadi atau golongan tertentu saja. Saat ini
tuntutan penerapan 3G (Good Government Governance) terus-menerus digaungkan
oleh berbagai pihak. Penerapan prinsip-prinsip transparansi & akuntabilitas
tanpa didukung oleh aparat yang bermoral baik, pada akhirnya hanya akan
berhenti di tingkat wacana saja.
Oleh karena itu, sejak
awal dilantik, seorang kepala daerah harus segera menyiapkan aparatnya dalam
aspek moral ini. Termasuk menjadikan dirinya sebagai teladan bagi semua
bawahannya.
Moral yang baik
belumlah cukup, tapi juga harus diimbangi dengan kompetensi. Yaitu kemampuan di
bidang kepemimpinan, manajerial, dan teknis. Untuk mencapai kompetensi yang
diperlukan, tidak terlepas dari sistem kepegawaian yang diterapkan. Model
manajemen SDM berbasis kompetensi nampaknya menjadi keniscayaan. Termasuk
sistem kompensasi yang memadai harus menjadi perhatian.
Selain itu perlu
didukung dengan perubahan paradigma, yaitu dari mental penguasa menjadi pelayan
masyarakat. Termasuk budaya kerja yang proaktif & cepat tanggap terhadap
persoalan yang dihadapi masyarakat.
2.4. Masalah-masalah
Peningkatan SDM dalam Upaya Pencapaian Tujuan Pembangunan Daerah
Pengaturan Sumber Daya
Manusia adalah sangat sulit dan kompleks. Manusia mempunyai pikiran, perasaan,
status, keinginan, latar belakang sosial budaya dan sebagainya yang bervariasi
dan sering terbawa serta ke dalam unit kerja/ organiasi.
Jumlah penduduk yang
besar adalah merupakan salah satu modal dasar pembagunan Daerah, tetapi
penduduk yang tidaak memiliki kemauan dan kemampuan untuk bekerja akan
menimbulkan masalah di dalam pembangunan Daerah. Hampir setiap Negara ataupun
wilayah banyak mengalami masalah di dalam menangani masalah pengangguran.
Penyebab timbulnya pengangguran adalah
1. Tidak dimilikinya pendidikan yang
memadai
2. Tidak dimiliki bekal keterampilan
untuk dapat melakukan aktifitas pekerjaan
Masalah-masalah yang
akan timbul dari pengangguran :
1. Adanya kesenjangan sosial
2. Adanya kerawanan sosial
A. Pendekatan Masalah
Konsep lepas landas
dalam upaya pembagunan nasional dapat diartikan sebagai sifat kemandirian yaitu
kemampuan membangun dengan kekuatan sendiri. Tolak ukur pembangunan nasional
tidak terpusat pada besarnya ekonomis semata tetapi sekaligus mencangkup besaran-besaran
sosial budaya seperti keberhasilan dalam pembentukan nilai kelembagaan,
penampungan aspirasi dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Tujuan pembangunan
nasional adalah mewujudkan segenap harkat dan kehendak masyarakat Indonesia
dalam berbangsa dan bernegara dengan wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Hasrat dan kehendak tersebut tercermin dalam masyarakat Indonesia
yang ingin diwujudkan, yaitu masyarakat adil dan makmur baik materil maupun
spiritual.
Ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan salah satu penopang utama suatu masyarakat modern.Untuk itu
maka dalam mengejar ketinggalan di bidang tersebut harus banyak belajar dan
mencoba.Dalam upaya itu maka kita harus menitikberatkan kepada penguasaan
kemampuan memproduksi ilmu dan teknologi tersebut, bukan sekedar memproduksikan
dan mengkonsumsikan. Pendidikan keilmuan harus difokuskan kepada penguasaan
metodologis pendidikan dan bukan sekedar penguasaan ilmu pengetahuan dan
teoritis.
Teknologi merupakan
penerapan teori-teori ilmiah dalam memecahkan masalah praktis baik berupa
perangkat keras yang berupa peralatan maupun perangkat lunak yang berupa
metode/teknik pemecahan masalah. Penguasaan teknologi tidak sekedar menguasai
perincian teknis mengoprasikan peralatan, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu
menguasai proses berfikir yang melandasi teknologi tersebut.
Filosofi mengenai
produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia karena makna produktivitas
adalah keinginan dan upaya manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan
dan penghidupan di segala bidang atau dapat dikatakan bahwa dalam suatu
kehidupan tanpa suatu tujuan, baik individu maupun kelompok akan tidak berguna,
hari ini harus lebih baik daripada kemarin dan hari esok harus lebih baik
daripada hari ini.
Produktivitas memiliki 2
dimensi yaitu : efektifitas dan efisiensi. Dimensi I (efektivitas) : pencapaian
unjuk kerja yang maksimal, dalam arti pencapaian target yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas, dan waktu. Sedangkan dimensi efisiensi yang berkaitan
dengan upaya membandingkan masukan dengan realiasi penggunaannya atau bagaimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan
Produktivitas individu
mendapat perhatian cukup besar hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa sebenarnya produktivitas manapun bersumber dari
individu yang melakukan kegiatan. Individu yang dimaksud adalah individu
sebagai tenaga kerja yang memeiliki kualitas kerja yang memadai. Manfaat dari
peningkatan produktivitas pada tingkat individu dapat dilihat dari :
1. Meningkatnya pendapatan jaminan sosial
2. Meningkatnya harkat dan martabat serta
pengakuan terhadap potensi individu
3. Meningkatnya motivasi kerja dan
keinginan berprestasi
Tingginya pertumbuhan
penduduk di suatu daerah tidak selalu berkaitan dengan buruknya prekonomian
suatu daerah. Selama pertumbuhan penduduk diikuti dengan peningkatan
penghasilan, karena semakin tinggi peningkatan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas, maka makin tinggi produktivitas yang pada akhirnya akan
meningkatkan tingkat pendapatanya. daerah tersebut berarti masih dalam proses
pengembangan. Namun demikian dimasa mendatang jika pertumbuhan penduduk tidak
dikendalikan, maka dampaknya akan mengakibatkan turunnya daya tampung dan daya
dukung lingkungan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi berarti pula membutuhkan
penyediaan pangan, perumahan lahan untuk bekerja dan lapangan kerja yang
cukup.Dengan demikian Sumber Daya Alam yang dibutuhkan makin meningkat untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
Produktivitas individu
dapt dinilai dari apa yag dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya.
Produktivitas individu adalah bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya
dalam mengisi pembangunan yang akan terus berlangsung.
B. Pemecahan Masalah
Penyelesaian yang
dihadapi untuk menangani masalah pengangguran :
1. Program pembangunan yang melibatkan
masyarakat pada umumnya dan khususnya masyarakat yang masih menganggur di
program padat karya
2. Peningkatan mutu pendidikan dengan
meningkatkan mutu pendidikan, maka tenaga-tenaga terdidik yang berkualitas akan
memberikan manfaat bagi pembangunan Daerah maupun nasional dan sekaligus dapat
mengurangi pengagguran.
Pembangunan tidak
merupakan suatu proses yang membujur lurus, melainkan merupakan suatu jaringan
perubahan erat sekali hubungannya yang satudengan yang lain. Pendekatan terhadap
pembangunan menurut pola dari atas ke bawah telah kehilangan kredibilitasnya
karena pengalaman yang kurang mengenakkan.Partisipasi tanpa belajar dapat
merupakan suatu latihan yang tidak berguna. Karena pihak-pihak yang terlibat
justru kecewa dan karena tidak mendapatkan sukses yang diinginkan.
Bidang pembangunan,
Negara-negara yang sedang berkembang telah mencatat sukses yang besar walaupun
tidak seluruhnya sama. Setiap penilaian umum, masalah kemiskinan menghantui
dunia dalam proposisi luas dan pada suatu skala yang tidak dapat diterima oleh
seleuruh komponen dalam suatu bangsa dan Negara.
Pengalaman dalam bidang
pembangunan selama 30 tahun menyarankan bahwa pendekatan birokratik terhadap
kaum lemah harus digantidengan usaha-usaha yang menghidupkan motivsi dari
dalam, akibat organisasi swadaya. Supaya swadaya itu dapat dicapai, mutlak
perlua gar sebelumnya aspirsi kaum bawah dalam bidang material, sosial, dan
spiritual dijabarkan dan pada waktu yang sama aspirasi itu hendaknya dikaitkan
dengan ikatan-ikatan maupun kesempatan yang terkandung dalam berbagai situasi,
baik ekonomi, sosial budaya dan teknologi. Dalam hal ini kita tidak membedakan
tekhologi maju, madya, sederhana tetapi memilih teknologi yang kita perlukan
untuk pembangunan. Walaupun demikian pemilihan ini harus didasarkan pada kriteria, yaitu :
produktivitas, kesempatan membuka lapangan pekerjaan dan tidak merusak
lingkungan.
Secara keseluruhan
teknologi harus merupakan pelengkap kemanusiaan dalam meningkatkan taraf
kehidupan ke arah yang lebih baik, sebagai individu, organisasi dan yang lebih
besar lagi adalah Negara dan bangsa.
2.5. Solusi Mengatasi
Masalah SDM untuk Mencapai Pembangunan yang Berkelajutan.
Untuk menghadapi era
Globalisasi yang sarat dengan persaingan global dan pengaruhnya, Indonesia
harus memperkuat pengembangan SDMnya dimulai memperkuat budaya lokal yang bisa
menyaring serta melawan pengaruh globalisasi, serta memperkuat budaya lokal
yang menjadi ciri bangsa kita dan menampilkannya di dunia Internasional sebagai
kekuatan yang yang membedakan kita dengan negara lain.
Dalam hubungan dengan
pembangunan berkelanjutan, pengembangan SDM Indonesia harus mendapat perhatian
yang besar dari pemerintah dan juga seluruh stackholder tidak terkecuali juga
seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Pemerintah harus
memperkuat sistem pendidikan beserta muatan kurikulumnya yang merupakan faktor
yang sangat mempengaruhi pengembangan SDM Indonesia disamping penguatan sektor
kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan.
2.6. Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Adanya Pengembangan
sumber daya manusia dapat diartikan sebagai usaha mempersiapkan orang baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dengan segala kedudukannya.
Hal ini berarti bahwa usaha itu tidak terbatas pada pembinaan kemampuan fisik
melainkan juga kemampuan mental sebagai pendukung suatu kebudayaan. Dengan
demikian maka pengembangan sumber daya manusia itu harus dapat mempersiapkan
keterampilan jasmaniah seseorang agar ia dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya
serta tanggungannya.
Pengembangan sumberdaya
manusia juga harus dapat mempersiapkan seseorang untuk memainkan peranan sosial
secara mantap sesuai dengan kedudukan-kedudukannya di masyarakat. Oleh karena
itu praktek komunikasi atau interaksi sosial yang efektif itu hanya mungkin terselenggara
kalau ada pranata yang terwujud atas dasar nilai-nilai, maka pengembangan
sumberdaya manusia berarti usaha aktif penanaman sikap dan keterampilan pada
anggota masyarakat sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku sebagai pedoman hidup
yang mengembalikan pola tingkah laku sosial mereka.
· Contoh Pembangunan Daerah yang Belum Baik ( Pembangunan jalan raya di
daerah Sumatera Utara )
Manajemen pengelolaan
dana pembangunan, khususnya pembangunan jalan di Sumatera Utara (Sumut) masih
belum baik. Indikasinya, dalam proses pembangunan dan perbaikan jalan
seringkali tidak terprogram dengan baik, sehingga muncul pembangunan yang tidak
merata dan seolah tidak dilakukan secara terpadu.
Dana pembangunan jalan
memang terbatas jumlahnya, tapi kemudian dengan pengelolaan yang kurang baik,
pembangunan jalan tersebut berantakan. Artinya, Ini tentu tidak akan
memaksimalkan fungsi jalan raya tersebut.
Tidak efektifnya suatu
pembangunan jalan raya dari Dinas terkait yang terlalu lambat dalam melakukan
pekerjaanya, hal ini memang tidak lepas
dari berbagai kepentingan. Ini diakibatkan belum adanya rencana yang belum
matang terkait pembangunan proyek yang diakibatkan kurang baiknya MSDM dalam
suatu sistem, ini mengakibatkan jeleknya image pengelola tersebut di mata masyarakat.
Mengingat Pemerintah pusat telah mengalokasikan dana sebesar Rp1,245 triliun
melalui APBN 2011 untuk perbaikan jalan nasional di daerah itu. Memang anggaran
sebesar Rp1,245 triliun itu tidak akan mencukupi mengingat jalan yang rusak di
Sumut mencapai panjang 2.220 kilometer.
· Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi
Sumatera Utara no. 8 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2009 - 2013 difokuskan pada Peningkatan Kualitas Sumberdaya
Manusia Sumatera Utara baik pada tingkat aparatur pemerintahan maupun anggota
masyarakat.
Beberapa kebijakan yang
menjadi prioritas :
Pelayanan Umum meliputi
perencanaan pembangunan, pemerintahan umum, kepegawaian, statistik, kearsipan,
komunikasi dan informatika
1. Ketertiban dan ketentraman
2. Ekonomi meliputi
perhubungan, tenaga kerja, koperasi dan UKM, penanaman modal, pemberdayaan
masyarakat dan desa, pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, energi dan
sumber daya mineral, kelautan dan perikanan, perdagangan, perindustrian dan
transmigrasi
3. Lingkungan hidup
4. Perumahan dan
fasilitas umum meliputi pekerjaan umum dan perumahanrakyat
5. Kesehatan
6. Pariwisata dan
budaya
7. Pendidikan
8. Perlindungan sosial
meliputi kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan, keluarga
sejahtera dan sosial.
2.7. Peningkatan
Kompetensi dan Profesionalisme Birokrasi.
Sesuai dengan PP Nomor
101 Tahun 2000 Tentang Pedidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
Pasal 4 dijelaskan Jenis Diklat:
a. Diklat Prajabatan;
b. Diklat Dalam
Jabatan.
1. Diklat Prajabatan
Dalam Pasal 7 PP Nomor
101 Tahun1999 Tentang Pedidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
dijelaskan Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam
rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika Pegawai negeri
Sipil (PNS), disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara, bidang tugas, dan budaya organisasinya agar mampu
melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.
2. Diklat Dalam Jabatan
Adapun yang dimaksud
dengan Diklat Dalam Jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap Pegawai Negeri Sipil agar dapat melaksanakan
tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya.
Diklat Dalam Jabatan
terdiri dari:
1) Diklat Kepemimpinan;
Diklat Kepemimpinan
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur
pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. yang terdiri dari :
a. Diklatpim Tingkat IV
adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon IV.
b. Diklatpim Tingkat
III adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon III.
c. Dikaltpim Tingkat II
adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon II.
d. Diklatpim Tingkat I adalah
Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon I.
2) Diklat Fungsional;
Diklat Fungsional
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan
jenjang Jabatan Fungsional masing-masing.
3) Diklat Teknis.
Diklat Teknis
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk
pelaksanaan tugas Pegawai Negeri Sipil.
2.3 Kinerja
Kenerja menurut Vietzal
Rivai dan Dato, DR Ahmad Fawzi Mohd. Basri adalah “ hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam
melaksanakan rugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar
hasil kerja, target dan sasaran atau criteria yang telah ditentukan lebih
dahulu dan telah disepakati bersama.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Progam pengembangan
sumber daya manusia hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan kepada
metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang dibutuhkan saat
ini maupun masa depan. Pengembangan haruslah bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual serta moral sumber daya manusia supaya
prestasi kerja baik dan mencapai hasil yang komplek.
Pentingnya pengembangan
sumber daya manusia ini juga dapat diklasifikasikan menurut manfaatnya bagi
masing-masing subjek yang ada, yakni bagi indivudu selaku tenaga kerja, dan
untuk personal, hubungan manusia, dan pelaksanaan kebijakan.
Kualitas suatu MSDM
sangat mempengauhi suatu pembangunan dalam suatu pencapaianya.
Kuantitas sumber daya
manusia tanpa disertai dengan kualitas yang akan menjadi beban bagi pembangunan
suatu bangsa.
Oleh sebab itu untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan tinggi
mempunyai peran dalam pembangunan bangsa, karena akan mendidik secara
berwawasan dan tenaga kerja professional yang mampu terampil untuk melaksanakan
tugas pembangunan juga untuk mengatasi suatu permasalahan yang terjadi di dalam
suatu sistem. Disini sangat diperlukan keterampilan dan kualitas sebagai
penangkis suatu permasalahan dengan mengeluarkan berbagai solusi-solusi yang
berkualitas, efektif dan efisien.
Kualitas sumber daya
manusia merupakan merupakan komponen penting dalam setiap gerak pembangunan.
Hanya dari sumber daya manusia yang berkualitas tinggilah yang dapat
mempercepat pembangunan bangsa. Jumlah penduduk yang besar, apabila tidak
diikuti dengan kualitas yang memadai, hanyalah akan menjadi beban pembangunan.
Kualitas penduduk adalah keadaan penduduk baik secara perorangan maupun
kelompok berdasarkan tingkat kemajuan yang telah dicapai.
Agar menjadi sumber
daya manusia yang tangguh penduduk harus mempunyai kualitas yang memadai
sehinga dapat menjadi modal pembangunan yang efektif. Tanpa adanya peningkatan
koalitas, jumlah penduduk yang besar akan menimbulkan berbagai masalah dan
menjadi beban pembangunan.
3.2. Saran
Pengembangan sumber
daya manusia perlu ditingkatkan kembali guna meningkatkan kualitas SDM yang
ada. Dalam upaya pengembangan sumber daya manusia itu hendaknya dengan
pemberian pendidikan yang layak bagi SDM di Indonesia, sehingga manusia dapat
memperoleh wawasan serta info permasalahan-permasalahan terbaru yang menyangkut
tentunya tentang kesejahteraan masyarakat, dengan begitu dapat berdaya saing
dengan Negara belahan Dunia lainya, apalagi sekarang era Globalisasi dimana
manusia bersaing sangat ketat dalam berbagai bidang, terutama bidang ekonomi
yang menentukan arah masa depan manusia.
Perlu peran pemerintah
(Manajemen Pemerintahan) dan pimpinan perusahaan yang proaktif dalam melakukan suatu seleksi
terhadap karyawan yang akan memasuki pemerintahan atau perusahaan (dalam swasta
). Sehingga hasilnya benar-benar berkualitas tanpa adanya unsur kekeliruan
terhadap hasil kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://logowa.ui.ac.id/w/287
http://tiarawahyurahmawati.wordpress.com
http://cadasmaranataardi.blogspot.com
Makaginsar.Peningkatan
kualitas dan produktivitas manusia, KIPNAS V, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Jakarta, 1991
Sedarmayanti.SDM dan
produktivitas kerja , Ilham Jaya, Bandung,1995.
http://humancapitaljournal.com
1 komentar:
Halo, nama saya Mia Aris.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800.000.000 (800 JUTA ) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah i diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com.
Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.
Posting Komentar